Anggota Dewan Vs Masyarakat

Kaltim, RN Masyarakat di bantaran Sungai Karang Mumus diusir oleh anggota dewan dan diberi waktu seminggu, ironis sekali bagi masyaraka...

Kaltim, RN
Masyarakat di bantaran Sungai Karang Mumus diusir oleh anggota dewan dan diberi waktu seminggu, ironis sekali bagi masyarakat Sungai Karang Mumus, Samarinda, Kalimantan timur anggota dewan persisnya.

Ibu anggota dewan yang notabene mewakili rakyat justru tidak berpihak dengan rakyat karena suaminya kalah dalam pemilihan ketua rukun tetangga alias ketua RT dan sebelum pemilihan ibu M sempat bekoar "awas kalo suami saya sampe kalah rumah rumah di bantaran Sungai Karang Mumus sepanjang 300 meter akan saya perintahkan SATPOL PP untuk dibongkar", nah kenyataanya memang kalah, begitu juga ancaman ibu M dia buktikan lewat Wakil Walikota Samarinda bahwa daerah tersebut harus dikosongkan dan diberi jangka waktu seminggu dari terbitnya surat Wawali. 

Hebohlah masyarakat setelah mendengar informasi tersebut, mereka sangat sadar kalau mereka tidak memiliki surat menyurat di lahan tersebut tapi ya tidak harus seminggu kayak usir binatang saja mereka sudah beranak pinak selama puluhan tahun, karena ego seorang anggota dewan yang suaminya kalah dalam pemilihan KETUA RT, mereka harus angkat kaki dalam waktu cuma seminggu.

Apakah sudah hilang rasa ibu M ini dia bisa ongkang ongkang kaki di kursi DPRD itu karena suaminya seorang anggota dewan, dimana hati nurani sebagai yang mewakili rakyat dan amanah sudah pudar karena sudah 2 periode duduk manis dan melakukan (4 D) duduk dengar diam duit selama 10 tahun itu. 

Tipikal ibu M ini layaknya hanya ibu rumah tangga lepas sekali kalau jadi politisi, mau dikemanakan republik ini kalau masyarakat masih memilih para wakilnya seperti ibu M jelas amburadul dan pasti mengutamakan keluarganya. 

RADAR NUSANTARA akan mengawal dan memantau dengan ketat kinerja ibu M, manusia seperti ibu M ini jika diberi wewenang oleh ketua komisi untuk membuat kebijakan produknya bisa kebayangkan heranya kok bisa sampai 2 periode ada apa ini? 

Banyak yang bersaksi saat ibu M berkata "akan kubongkar daerah ini buktikan saja", kata seorang saksi bernama Pak Yoto  dan 12 orang lainnya. Hebatnya lagi ada ribuan kepala keluarga (KK) yang meninggali di sepanjang bantaran Sungai Karang Mumus  tapi kenapa hanya 12 KK ini saja yang harus menerima sanksi  pembongkaran rumah, dan secara kebetulannya 12 orang warga ini yang  tidak memilih dan dianggap menggagalkan suaminya menjadi  ketua RT kembali.

Sebelumnya ada kesepakatan antara warga dan kelurahan jika di lokasi tersebut akan dibongkar 6 bulan kemudian wargapun kooperatif siap untuk dikosongkan, tapi gara gara suami ibu M ini gagal menjadi ketua RT bukan 6 bulan lagi tapi 1 minggu harus dikosongkan tentu mereka jadi kebingungan  mau pindah kemana? sewa maupun kontrak rumah cukup mahal  apa lagi sebagai buruh serabutan yang pendapatannya serba terbatas tentu kepanikan dan kegalauan sembari menghitung hari. (ESBE RN)