Kepala UPTD Kesehatan Mataram Baru Sosialisasi STBM

Lampung Timur, RN Sosialisasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) atau membebaskan WC cemplung telah dilaksanakan oleh Unit Pelak...

Lampung Timur, RN
Sosialisasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) atau membebaskan WC cemplung telah dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mataram Baru, Sriyati, SKM dan jajaran. Sosialisasi STBM dilaksanakan di balai Desa Kebon Damar Kecamatan Mataram Baru, pada Selasa, 10/10 jam 10.00 WIB. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh Sriyati, Sugiyanto Kepala Desa Kebon Damar, Kepala Dusun (Kadus), Ketua Rukun Tetangga (RT) dan para kades PKK Desa setempat serta masyarakat.

Usai kegiatan sosialisasi STBM Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Mataram Baru, Sriyati menyampaikan, pihaknya sedang gencar-gencarnya menggalakkan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dengan 5 pilar pada 7 Desa se-Kecamatan Mataram Baru. "Sekarang memang lagi digalakkan kegiatan STBM, bagaimana caranya melibatkan masyarakat untuk kegiatan sanitasi. STBM ada 5 pilar, pertama jangan buang air besar (BAB) sembarangan. Kalau toh WC cemplung harus tertutup, tapi pada kenyataannya di masyarakat masih banyak. 7 Desa disini yang sudah bebas BAB sembarangan baru 2 Desa, Desa Way Areng dan Mandalasari. Yang 5 Desa itu belum, di Desa Kebon Damar ada sekitar 420 WC cemplung. Kita lakukan pemicuan, dimana kita sosialisasikan ke masyarakat bagaimana membuat jamban," kata Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Kecamatan Mataram Baru kepada Radar Nusantara pada Selasa, 10/10.

Sepertinya disini, tambahnya, "pengetahuan dan kemampuannya, nanti kalau kita buat kayak gini kan murah. Kalau nantinya warga bisa arisan atau nanti bareng-bareng buat jamban, karena 1 sak semen bisa dibuat jamban 10. Pilar ke 2 cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, kemudian pilar ke 3 pakai air bersih, pilar ke 4 pengelolaan sampah yang bagus dan pilar ke 5 saluran limbah yang sehat. Kita pokoknya ngubek pilar pertama dulu, jadi bagaimana masyarakat beralih ke WC siram. Karena banyak sekali penyakit-penyakit yang ditularkan dari WC cemplung itu. Jangan sampai terjadi penyakit yang di akibatkan WC cemplung, jadi kita sudah meminimalisir," tambah Sriyati istri Siswanto Camat Kecamatan Mataram Baru.

Disinggung kegiatan usaha rumahan dengan jenis usaha budidaya ikan kolam. Yang mana masyarakat pemilik septictank wc cemplung menjadikannya sebagai kolam tempat pemeliharaan ikan. Atas perihal tersebut jajaran forum koordinasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) Kecamatan Mataram Baru telah melakukan gerebeg desa.

"Nah banyak itu, paling banyak di kebon damar, jadi ya dia sudah bagus di dalam rumah ada closetnya, tapi di alirkan di kolam. Makanya sampai sekarang karena kemarin kami benar-benar turun melihat ke kolam. Jadi sampai berapa hari kita gak mau makan ikan. Pas kita klarifikasi semua turun, sekdes satu kecamatan ikut gerebeg desa. Termasuk pak Camat, Babinsa, Kapolsek turun semua masuk ke rumah-rumah itu. Karena hepatitis itu tidak mati kalau hanya dipanaskan, cuma kadang-kadang di bakar setengah matang kalau dimakan virusnya tetap hidup. Makanya kalau hepatitis sudah nyerang seperti dulu pernah terjadi di Braja Caka," jelas Diky Ismawansyah selaku petugas program kesehatan lingkungan dari Puskesmas Mataram Baru sebagai pengisi materi. (Ropi)