HARAM NAJIS KAFIR Kami Tidak Dikasih Uang Serupiah Pun..... Pandeglang, RN Bantuan untuk Kelompok Tani di Desa Sukajadi Kecam...
HARAM NAJIS KAFIR
Kami Tidak Dikasih Uang Serupiah Pun.....
Pandeglang, RN
Pandeglang, RN
Bantuan untuk Kelompok Tani di Desa Sukajadi Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten, dengan program penanaman Kacang Kedelai tidak berbuah manis untuk anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan untuk penanaman bibit Kacang Kedelai. Seperti yang di alami oleh Kelompok Tani BANYUSARI yang beralamat Kampung Tangkil Desa Sindanglaut, bantuan yang di dapat dari Pemerintah untuk kesejahtran Petani dengan menanam Kacang Kedelai di lahan yang biasa di gunakan untuk bertani oleh mereka, bantuan langsung yang seharusnya di terima oleh Petani melalui rekening Bank kelompok Sebesar Rp.31.522.500 ditransfer dari Pemerintah untuk membantu kelompok tani dalam pelaksana Kacang Kedelai.
Uang sebesar itu di peruntukan untuk membiayai penanaman Kacang Kedelai dengan luas areal hamparan tanah mencapai sekitar 25 hektar, namun bantuan tersebut setelah di terima oleh kelompok di rampas oleh Petugas Penyuluh Pertanian di wilayah desa tersebut.
Hal ini di keluhkan oleh Ketua Kelompok Tani BANYUSARI, ARKASA (65thn) saya sangat heran dan bercampur sedih dengan tindakan yang di lakukan Penyuluh Pertanian bernama Mulyantara yang tidak memberikan kesempatan pada Kelompok kami untuk mengelola uang bantuan tersebut. Uang diambil dari tangan Ketua Kelompok Tanpa adanya lagi musyawarah dengan anggota, tanpa berita acara dan kwitansi, uang bantuan untuk Kelompok Tani Banyusari di ambil semua tanpa di sisakan serupiah pun di kas bendahara.
Uang bantuan dari bank saya ambil bersama bendahara kelompok, namun uang tersebut setelah kami ambil dari bank kami di kumpulkan di vila milik Satria (Ketua Kelompok tani kampung longok), Pak Mulyantara memerintahkan kepada kami untuk menyerahkan Uang semuanya kepada dirinya, dengan alasan sudah ada yang menunggu dua orang Petugas dari yang punya bibit. Karena kami diminta Uang tersebut akhirnya kami serahkan ke Pak Mul (panggilan akrab) tanpa berita acara penyerahan dan kwitansi penyerahan uang.
HARAM NAJIS KAFIR, Kami tidak di kasih uang serupiah pun oleh Pak Mulyantara, bekas biaya bensin motor pun kami yang mondar mandir ke bank sambil hujan hujanan tidak di ganti. Sekalipun kami meminta tetap tidak di kasih oleh Pak Mul, Ungkap Arkasa saat di temui di rumahnya senin 21 november 2017 sekitar jam 19.35 wib.
Lebih lanjut Arkasa menjelaskan
Uang tersebut di ambil di hari yang sama pengambilan oleh Penyuluh Pertanian bernama Mulyantara yaitu pada hari jumat 19 november 2017 sekitar jam 17.00 WIB. Di kediamannya yaitu di kampung baru desa labuan kecamatan Labuan Penyuluh Pertanian Desa Sindanglaut Mulyantara saat di konfirmasi, mengakui merasa bersalah karena dirinya telah mengambil sejumlah Uang dari Kelompok Tani Banyusari yaitu dari tangan Arkasa dan bendaharanya dengan alasan sebagai penyelamatan uang tersebut walau tidak melalui mekanisme yang seharusnya. Mulyantara khawatir uang tersebut di habiskan oleh kelompok tani tanpa ada pertanggung jawaban atas penggunaan uang tersebut.
"Uangnya masih ada sama saya, belum saya belanjakan karna saya masih menunggu nomor rekening dari distributor bibit kacang kedelai, karna pihak kami memesan bibit kedelai dari Grobogan jawa tengah sampai sekarang dari pihak penyuplai belum mengirimkan nomor rekeningnya, terkait berita acara nota pembelian dan kwitansi akan saya buatkan sementara", jawab Mulyantara di rumahnya.
Lanjut, Mulyantara mengatakan bahwa dirinya hanya Pelaksana Kegiatan yang lebih berperan sebenarnya ada kordinatornya yaitu SULAEMAN (PELNIS) kebijakannya ada di tangan beliau. Hal ini kebijakanya ada di tangan Pelnis beliau merupakan Kordinator penanaman kacang kedelai di kecamatan Carita saya hanya sebagai Pelaksana lapangan saja. (Gus Syahdan/Di)
Uang sebesar itu di peruntukan untuk membiayai penanaman Kacang Kedelai dengan luas areal hamparan tanah mencapai sekitar 25 hektar, namun bantuan tersebut setelah di terima oleh kelompok di rampas oleh Petugas Penyuluh Pertanian di wilayah desa tersebut.
Hal ini di keluhkan oleh Ketua Kelompok Tani BANYUSARI, ARKASA (65thn) saya sangat heran dan bercampur sedih dengan tindakan yang di lakukan Penyuluh Pertanian bernama Mulyantara yang tidak memberikan kesempatan pada Kelompok kami untuk mengelola uang bantuan tersebut. Uang diambil dari tangan Ketua Kelompok Tanpa adanya lagi musyawarah dengan anggota, tanpa berita acara dan kwitansi, uang bantuan untuk Kelompok Tani Banyusari di ambil semua tanpa di sisakan serupiah pun di kas bendahara.
Uang bantuan dari bank saya ambil bersama bendahara kelompok, namun uang tersebut setelah kami ambil dari bank kami di kumpulkan di vila milik Satria (Ketua Kelompok tani kampung longok), Pak Mulyantara memerintahkan kepada kami untuk menyerahkan Uang semuanya kepada dirinya, dengan alasan sudah ada yang menunggu dua orang Petugas dari yang punya bibit. Karena kami diminta Uang tersebut akhirnya kami serahkan ke Pak Mul (panggilan akrab) tanpa berita acara penyerahan dan kwitansi penyerahan uang.
HARAM NAJIS KAFIR, Kami tidak di kasih uang serupiah pun oleh Pak Mulyantara, bekas biaya bensin motor pun kami yang mondar mandir ke bank sambil hujan hujanan tidak di ganti. Sekalipun kami meminta tetap tidak di kasih oleh Pak Mul, Ungkap Arkasa saat di temui di rumahnya senin 21 november 2017 sekitar jam 19.35 wib.
Lebih lanjut Arkasa menjelaskan
Uang tersebut di ambil di hari yang sama pengambilan oleh Penyuluh Pertanian bernama Mulyantara yaitu pada hari jumat 19 november 2017 sekitar jam 17.00 WIB. Di kediamannya yaitu di kampung baru desa labuan kecamatan Labuan Penyuluh Pertanian Desa Sindanglaut Mulyantara saat di konfirmasi, mengakui merasa bersalah karena dirinya telah mengambil sejumlah Uang dari Kelompok Tani Banyusari yaitu dari tangan Arkasa dan bendaharanya dengan alasan sebagai penyelamatan uang tersebut walau tidak melalui mekanisme yang seharusnya. Mulyantara khawatir uang tersebut di habiskan oleh kelompok tani tanpa ada pertanggung jawaban atas penggunaan uang tersebut.
"Uangnya masih ada sama saya, belum saya belanjakan karna saya masih menunggu nomor rekening dari distributor bibit kacang kedelai, karna pihak kami memesan bibit kedelai dari Grobogan jawa tengah sampai sekarang dari pihak penyuplai belum mengirimkan nomor rekeningnya, terkait berita acara nota pembelian dan kwitansi akan saya buatkan sementara", jawab Mulyantara di rumahnya.
Lanjut, Mulyantara mengatakan bahwa dirinya hanya Pelaksana Kegiatan yang lebih berperan sebenarnya ada kordinatornya yaitu SULAEMAN (PELNIS) kebijakannya ada di tangan beliau. Hal ini kebijakanya ada di tangan Pelnis beliau merupakan Kordinator penanaman kacang kedelai di kecamatan Carita saya hanya sebagai Pelaksana lapangan saja. (Gus Syahdan/Di)
COMMENTS