PT. Kaltim Prima Coal (KPS) Dihuni Para Primitif

Kaltim, RN Masyarakat yang akan melihat lahannya justru dijadikan tersangka oleh manajemen PT. KPC dengan alasan memasuki  lahan yang ...

Kaltim, RN

Masyarakat yang akan melihat lahannya justru dijadikan tersangka oleh manajemen PT. KPC dengan alasan memasuki  lahan yang diakui milik PT. KPC dan yang bersangkutan  bernama ABDULLAH  ini tentu protes apa yang dilakukan pihak manajemen PT. KPC, apalagi Pak Dul sapaan akrabnya  ingin melihat lahannya sendiri, bukan asal masuk atau nyerobot seperti yang dituduhkan padanya.

Kejadian yang sudah berlarut-larut setahun silam ini harus dialami Pak Dul sebagai terpidana kendati  menjalani penangguhan, tapi mobil yang dianggap alat bukti ikut tertahan selama itu dan tentunya selama itu juga Pak Dul bayar angsuran sementara mobil tersebut tidak dapat dia pergunakan/pakai. Berkali kali sudah dicoba untuk pinjam pakai tapi selalu di jawab, "minggu depan aja ya," ujar HAKIM KETUA, maklum saking sibuknya beliau lupa ada berapa  jumlah minggu dalam setahun. 

Banyak keluhan masyarakat KUTAI TIMUR tentang arogansi oknum oknum PT. KPC/ELM atau apa itu yang pasti salah satu divisi yang ada di manajemen perusahaan itu dan masyarakat selalu diposisi yang lemah dan terkalahkan seolah olah mereka menghadapi system yang teroganisir sangat rapi. 

Sebagai perusahaan publik tentunya saham PT. KPC bisa anjlok jika kinerja oknum di dalamnya amatiran yang lebih mengutamakan masalah pribadi atau kelompok mereka dan para oknum ini lebih suka jika ada sengketa lahan dengan masyarakat disitulah kesempatan mereka meraup pundi pundi rupiah, jika perlu mereka yang ciptakan agar sengketa itu selalu ada dan terjaga tulisan ini tertuang, karena dari tahun ke tahun selama PT. KPC menambang di wilayah Kutai Timur KALTIM pokok permasalahan itu itu aja. Kan sangat mustahil perusahaan sebesar PT. KPC tidak mengambil soko guru dengan permasalahan yang lalu lalu ya kecuali memang diciptakan pihak eksekutif legislatif dan yudikatif perannya sangat diharapkan di konteks ini untuk menengahi carut marut yang tak berkesudahan ini semua terganggu kalau masalah ini berkepanjangan  transparansi  semua pihak sangat harus konsisten  agar kedamain dan kenyamanan  daerah dan insvestasi  tidak terganggu sedangkan Pak Dul sendiri bersikukuh tetap tidak terima dengan apa yang dia alami dan akan melakukan upaya hukum semaksimal mungkin apapun resikonya dia siap menghadapi.

"Sudah kepalang basah pak kurang lebih setahun kegiatan saya stop total cuma ngurusi masalah yang tidak seharusnya menimpa saya," ujar Pak Dul ketika ditemui RADAR NUSANTARA. 

Semua warga Negara harusnya dapat perlindungan hukum yang sama di republik ini tidak seperti yang dialami Pak Dul. "Kalau saya di vonis sesuai masa waktu menjalani penangguhan saya tetap tidak terima, itu sama saja mengakui  kesalahan yang tidak saya perbuat dan saya tetap melakukan upaya hukum untuk menepis tuduhan dan memang saya tidak melakukan yang seperti dituduhkan pada saya," tambahnya dengan mimik muka sangat meyakinkan. <JOJO RN>