Lampung Barat, RN Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Barat (Lambar) akan menggelar investigasi atas insiden dugaan p...
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Barat (Lambar) akan menggelar investigasi atas insiden dugaan pemukulan yang dilakukan tenaga pendidik di SDN 1 Waymengaku, Kecamatan Balikbukit, Risman, terhadap tiga siswa kelas Va pada 12 Januari lalu saat jam pelajaran tengah berlangsung.
"Hari Senin (15/1) kami pastikan investigasi. Untuk menyelidiki motif dan kejadian sebenarnya,” ujar Plt Kadisdikbud Lambar, Bulki Basri, kemarin.
Dikatakan, untuk menentukan langkah selanjutnya diperlukan investigasi guna menentukan Risman dijatuhi sanksi kode etik atau tidak. "Tunggu aja hasil investigasi kami," kata dia.
Senada dikatakan, Kepala Bidang Ketenagaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Lambar) Syafaruddin. Dia bahkan membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya memastikan bakal melakukan investigasi meski kedua belah pihak telah bicara kekeluargaan. "Senin (hari ini, red) saya investigasi," ujar Syarifuddin.
Sementara itu, insiden yang mencoreng lembaga pendidikan itu juga sempat menjadi sorotan dan pro kontra berbagai kalangan. Bahkan, Bupati Parosil Mabsus sempat angkat bicara. Dia bahkan menginstruksikan Disdikbud Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu secepatnya mengambil langkah yang dianggap perlu, termasuk investigasi.
"Saya meminta Disdikbud segera melakukan investigasilah lebih tepatnya ke sekolah tersebut," kata Parosil.
Dikatakan, investigasi dilakukan guna memastikan motif kekerasan yang terjadi terhadap anak didik. "Saya tidak berpihak kepada sebalah, tapi harus diketahui motifnya. Tapi saya tidak membenarkan kekerasan terhadap siswa," ujar dia lagi.
Dikatakan, sejatinya tenaga pengajar tak melakukan kekerasan terhadap siswa. Seorang guru harus menjadi teladan. Parosil juga meminta kejadian serupa tak akan pernah terulang lagi di kabupaten yang ia tukangi.
“Saya berharap hak seperti ini tak terjadi lagi di Lambar, mudah-mudahan dalam waktu dekat disdikbud segera investigasi ya," tandas dia.
Sementara dilain pihak sejumlah pemerhati dunia pendidikan juga berkomentar. Mereka meminta investigasi dilakukan secara objektif dan bijak dan tidak memandang dari satu sudut pandang saja.
Salah satunya, Satoris M. Baki, SH. Pemerhati dunia pendidikan ini meminta kepada pihak terkait untuk melihat persoalan ini secara bijak.
Menurutnya, tugas dan beban yang dipikul seorang guru sangat berat, bukan hanya untuk mengajarkan pada siswa untuk bisa baca, tulis dan berhitung saja.
Guru juga mempunyai tugas juga untuk menanam kan jiwa disiplin, mandiri, berakhlak serta beretika. Untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimal tentu tenaga pendidik membutuhkan dukungan dan partisipasi dari wali murid dan masyarakat umum.
"Sebatas tindakan guru bertujuan positif dan tidak menciderai siswa mengapa harus menjadi persoalan, apalagi dalam masaalah yang mengemuka ini sudah ada damai dikedua belah pihak," kata Satoris.
Karennya, kata Satoris, ada beberapa hal yang sejatinya harus menjadi pemakluman. "Membentuk anak itu bukan harus pintas berhitung dan membaca tulis. Karakter dan disiplin harus dibentuk sejak dini, dan itu kewajiban seorang guru. Untuk disiplin, kalau tidak bisa dengan bicara tentu perlu guru mengambil tindakan sebatas sewajarnya dan tidak mencederai," kata dia.
Demikian juga Advokat dan Konsultan Hukum, Ari Bintara, SH, MH. Pengacara putra Lambar yang kini berkedudukan di Kota Serang Banten ini berpendapat jika pelaku tak lagi bisa diproses hukum.
Sebab, kata dia, pelaku dan keluarga korban telah menempuh jalur damai sebelum pihak keluarga korban melapor ke penegak hukum. "Itu kan masuk kekerasan. Itukan sudah berdamai. Jadi begini, kalau berdamai sebelum laporan masuk ke penegak hukum itu sudah jelas tidak bisa diproses hukum. Lain halnya jika pelaku telah dilaporkan dan ditetapkan tersangka, maka damai hanya meringankan saja," kata dia via WhatsApp.
Sebelumnya, dunia pendidikan di Lambar sempat gempar atas informasi seorang guru di SDN 1 Waymengaku, Risman, melakukan pemukulan terhadap tiga anak didiknya pada jam belajar, Jumat (12/1).
Saat dikonfirmasi di sekolah itu, Sabtu (13/1) Rusman mengakui telah melakukan pemukulan terhadap tiga anak didiknya. (San)
"Hari Senin (15/1) kami pastikan investigasi. Untuk menyelidiki motif dan kejadian sebenarnya,” ujar Plt Kadisdikbud Lambar, Bulki Basri, kemarin.
Dikatakan, untuk menentukan langkah selanjutnya diperlukan investigasi guna menentukan Risman dijatuhi sanksi kode etik atau tidak. "Tunggu aja hasil investigasi kami," kata dia.
Senada dikatakan, Kepala Bidang Ketenagaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Lambar) Syafaruddin. Dia bahkan membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya memastikan bakal melakukan investigasi meski kedua belah pihak telah bicara kekeluargaan. "Senin (hari ini, red) saya investigasi," ujar Syarifuddin.
Sementara itu, insiden yang mencoreng lembaga pendidikan itu juga sempat menjadi sorotan dan pro kontra berbagai kalangan. Bahkan, Bupati Parosil Mabsus sempat angkat bicara. Dia bahkan menginstruksikan Disdikbud Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu secepatnya mengambil langkah yang dianggap perlu, termasuk investigasi.
"Saya meminta Disdikbud segera melakukan investigasilah lebih tepatnya ke sekolah tersebut," kata Parosil.
Dikatakan, investigasi dilakukan guna memastikan motif kekerasan yang terjadi terhadap anak didik. "Saya tidak berpihak kepada sebalah, tapi harus diketahui motifnya. Tapi saya tidak membenarkan kekerasan terhadap siswa," ujar dia lagi.
Dikatakan, sejatinya tenaga pengajar tak melakukan kekerasan terhadap siswa. Seorang guru harus menjadi teladan. Parosil juga meminta kejadian serupa tak akan pernah terulang lagi di kabupaten yang ia tukangi.
“Saya berharap hak seperti ini tak terjadi lagi di Lambar, mudah-mudahan dalam waktu dekat disdikbud segera investigasi ya," tandas dia.
Sementara dilain pihak sejumlah pemerhati dunia pendidikan juga berkomentar. Mereka meminta investigasi dilakukan secara objektif dan bijak dan tidak memandang dari satu sudut pandang saja.
Salah satunya, Satoris M. Baki, SH. Pemerhati dunia pendidikan ini meminta kepada pihak terkait untuk melihat persoalan ini secara bijak.
Menurutnya, tugas dan beban yang dipikul seorang guru sangat berat, bukan hanya untuk mengajarkan pada siswa untuk bisa baca, tulis dan berhitung saja.
Guru juga mempunyai tugas juga untuk menanam kan jiwa disiplin, mandiri, berakhlak serta beretika. Untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimal tentu tenaga pendidik membutuhkan dukungan dan partisipasi dari wali murid dan masyarakat umum.
"Sebatas tindakan guru bertujuan positif dan tidak menciderai siswa mengapa harus menjadi persoalan, apalagi dalam masaalah yang mengemuka ini sudah ada damai dikedua belah pihak," kata Satoris.
Karennya, kata Satoris, ada beberapa hal yang sejatinya harus menjadi pemakluman. "Membentuk anak itu bukan harus pintas berhitung dan membaca tulis. Karakter dan disiplin harus dibentuk sejak dini, dan itu kewajiban seorang guru. Untuk disiplin, kalau tidak bisa dengan bicara tentu perlu guru mengambil tindakan sebatas sewajarnya dan tidak mencederai," kata dia.
Demikian juga Advokat dan Konsultan Hukum, Ari Bintara, SH, MH. Pengacara putra Lambar yang kini berkedudukan di Kota Serang Banten ini berpendapat jika pelaku tak lagi bisa diproses hukum.
Sebab, kata dia, pelaku dan keluarga korban telah menempuh jalur damai sebelum pihak keluarga korban melapor ke penegak hukum. "Itu kan masuk kekerasan. Itukan sudah berdamai. Jadi begini, kalau berdamai sebelum laporan masuk ke penegak hukum itu sudah jelas tidak bisa diproses hukum. Lain halnya jika pelaku telah dilaporkan dan ditetapkan tersangka, maka damai hanya meringankan saja," kata dia via WhatsApp.
Sebelumnya, dunia pendidikan di Lambar sempat gempar atas informasi seorang guru di SDN 1 Waymengaku, Risman, melakukan pemukulan terhadap tiga anak didiknya pada jam belajar, Jumat (12/1).
Saat dikonfirmasi di sekolah itu, Sabtu (13/1) Rusman mengakui telah melakukan pemukulan terhadap tiga anak didiknya. (San)
COMMENTS