Cirebon, RN Dengan dalih persiapan penyelenggarakaan program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sekolah todong walimurid Rp 800 r...
Cirebon, RN
Dengan dalih persiapan penyelenggarakaan program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sekolah todong walimurid Rp 800 ribu persiswa, sehingga hal itu memicu keluhan walimurid.
Kepala sekolah SMP Negri 1 Susukan Kab. Cirebon Dra. H. Tsanaul Athiyah, M.Pdi melalui Wakasek Kurikulum Nurbadrudin saat dikonfirmasi mengatakan. Dilaksanakannya program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolah-sekolah ditingkat SMP memaksa sekolah untuk menyiapkan perangkat komputer. Sementara Dukungan dana dari pemerintah tidak tersedia.
“Artinya, sekolah melaui perwakilan wali murid yaitu Komite sekolah mengutarakan maksud dan keinginan untuk disampaikan kesetiap wali murid, bahwa sekolah membutuhkan perangkat computer sebanyak 80 unit dari 107. Karena, computer yang baru tersedia 30 unit,” terang Nurbadrudin kepada media di ruang kantornya, Kamis (18/1).
Dan menurutnya, terkait anggaran persiswa Rp 800 ribu, dihitung dari kakulasi jumlah 80 unit yang dibutuhkan dikalikan per-unit Rp 3.500.000,- sehingga akan muncul anggaran Rp 280.000.000,- sementara, jumlah siswa kelas 9 berjumlah 319 anak. Dan tetap kalau persiswa dikenakan Rp 800 ribu belum mencapai angka Rp 280.000.000,-
Untuk itu, hasil rapat kemaren dengan alasan wali murid kelas 9 merasa keberatan. Maka, menetapkan iuaran dana UNBK diperuntukkan bagi semua siswa SMP Negri 1 Susukan yang berjumlah kurang lebih 1020 anak didik. Dengan rincian kelas 7 Rp 200 ribu, kelas 8 Rp 250 ribu dan kelas 9 Rp 250 ribu.
Seperti diketahui. Pada saat penerimaan raport hasil semester kemarin, walimurid merasa kaget saat sebelum pembagian raport walikelas mengatakan bahwa setiap siswa dikenakan iuran Rp 800 ribu untuk biaya persiapan ujian UNBK. Sementara, pihak sekolah belum ada pemberitahuan terlebih dahulu, minimal surat tertulis.
Mereka keberatan dengan nilai sumbangan yang dibebankan kepada orang tua siswa. Dan hal itu terlalu memberatkan baginya yang sebagian besar petani. “Saya sedikit bingung Mas, tau-tau saat pembagian raport kemaren setiap siswa dikenakan Rp 800 ribu untuk program UNBK,“ ungkap salah satu walimurid yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Ditempat yang sama. Ketua komite Maman Sumantri membenarkan adanya pengumpulan dana kepada orang tua siswa dalam program UNBK itu. Namun, besaran dana tersebut sifatnya sukarela tidak dipaksakan. Dan bagi siswa yang kurang mampu dapat mengajukan permohonan untuk tidak membayar dengan melampirkan berbagai persyaratan yang ada.
Dan sangat disayangkan, aturan saat pemerintah menuangkan program UNBK semisal, seharusnya penunjang program itu seperti perangkat computer dan lainnya harus disalurkan ketingkat sekolah. Sehingga walimurid atau orang tua siswa tidak dibebankan iuran pengadaan lagi. (Hasan)
Dengan dalih persiapan penyelenggarakaan program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sekolah todong walimurid Rp 800 ribu persiswa, sehingga hal itu memicu keluhan walimurid.
Kepala sekolah SMP Negri 1 Susukan Kab. Cirebon Dra. H. Tsanaul Athiyah, M.Pdi melalui Wakasek Kurikulum Nurbadrudin saat dikonfirmasi mengatakan. Dilaksanakannya program Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolah-sekolah ditingkat SMP memaksa sekolah untuk menyiapkan perangkat komputer. Sementara Dukungan dana dari pemerintah tidak tersedia.
“Artinya, sekolah melaui perwakilan wali murid yaitu Komite sekolah mengutarakan maksud dan keinginan untuk disampaikan kesetiap wali murid, bahwa sekolah membutuhkan perangkat computer sebanyak 80 unit dari 107. Karena, computer yang baru tersedia 30 unit,” terang Nurbadrudin kepada media di ruang kantornya, Kamis (18/1).
Dan menurutnya, terkait anggaran persiswa Rp 800 ribu, dihitung dari kakulasi jumlah 80 unit yang dibutuhkan dikalikan per-unit Rp 3.500.000,- sehingga akan muncul anggaran Rp 280.000.000,- sementara, jumlah siswa kelas 9 berjumlah 319 anak. Dan tetap kalau persiswa dikenakan Rp 800 ribu belum mencapai angka Rp 280.000.000,-
Untuk itu, hasil rapat kemaren dengan alasan wali murid kelas 9 merasa keberatan. Maka, menetapkan iuaran dana UNBK diperuntukkan bagi semua siswa SMP Negri 1 Susukan yang berjumlah kurang lebih 1020 anak didik. Dengan rincian kelas 7 Rp 200 ribu, kelas 8 Rp 250 ribu dan kelas 9 Rp 250 ribu.
Seperti diketahui. Pada saat penerimaan raport hasil semester kemarin, walimurid merasa kaget saat sebelum pembagian raport walikelas mengatakan bahwa setiap siswa dikenakan iuran Rp 800 ribu untuk biaya persiapan ujian UNBK. Sementara, pihak sekolah belum ada pemberitahuan terlebih dahulu, minimal surat tertulis.
Mereka keberatan dengan nilai sumbangan yang dibebankan kepada orang tua siswa. Dan hal itu terlalu memberatkan baginya yang sebagian besar petani. “Saya sedikit bingung Mas, tau-tau saat pembagian raport kemaren setiap siswa dikenakan Rp 800 ribu untuk program UNBK,“ ungkap salah satu walimurid yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Ditempat yang sama. Ketua komite Maman Sumantri membenarkan adanya pengumpulan dana kepada orang tua siswa dalam program UNBK itu. Namun, besaran dana tersebut sifatnya sukarela tidak dipaksakan. Dan bagi siswa yang kurang mampu dapat mengajukan permohonan untuk tidak membayar dengan melampirkan berbagai persyaratan yang ada.
Dan sangat disayangkan, aturan saat pemerintah menuangkan program UNBK semisal, seharusnya penunjang program itu seperti perangkat computer dan lainnya harus disalurkan ketingkat sekolah. Sehingga walimurid atau orang tua siswa tidak dibebankan iuran pengadaan lagi. (Hasan)
COMMENTS