Dugaan Praktik Pungli Di SDN Cigeulis 02 Makin Mencuat

Pandeglang, RN Praktik dugaan pungutan liar (pungli) di dunia pendidikan rupanya sudah membudaya dan sulit diberantas halnya yang terja...

Pandeglang, RN
Praktik dugaan pungutan liar (pungli) di dunia pendidikan rupanya sudah membudaya dan sulit diberantas halnya yang terjadi di SDN Cigeulis 02 Kabupaten Pandeglang. Praktik pungutan tersebut dari bantuan Program Indonesia Pintar (PIP),pungutan yang di lakukan sepertinya sudah di rencanakan dari awal.
Bahkan  tidak menutup kemungkinan setiap Program yang di realisasikan selalu seperti itu. Tercuatnya pemberitaan Pungutan Program berdasarkan keterangan dari narasumber dan pengakuan dari yang berbuat,(Guru Pion,red). Sehingga membuat Anggota Badan Peneliti Aset Negara Aliansi Indonesia (BPAN-AI) angkat bicara,

Ahmadi sasmita,Anggota Badan Peneliti Aset Negara Aliansi Indonesia (BPAN-AI) Sangat geram dengan apa yang telah terjadi di SDN Cigeulis 02,Program Indonesa Pintar adalah bantuan untuk orang yang tidak mampu, bantuan tersebut di salurkan supaya masyarakat yang tidak mampu bisa terbantu agar tidak putus sekolah,Oknum kepsek tersebut menurutnya sudah sangat keterlaluan padahal dia (kepsek,red) sudah mendapatkan uang yang cukup besar dari Negara mulai dari gaji pokok,gaji sertifikasi,dan tunda,

"Oknum kepsek itu sudah sangat keterlaluan dan sangat tega hak-hak orang misikin aja masih mau,menurut saya Oknum kepsek ini sudah bikin memalukan dunia Pendidikan Kabupaten Pandeglang," imbuhnya.

Lebihnya ia menambahkan saya berharap kepala dinas terkait agar segara mengambil tindakan yang tegas terhadap oknum kepsek tersebut, karena bantuan  program indonesia itu sangat bersentuhan dengan masyarakat miskin,

"Kepada Aparat Penegak Hukum dan dinas terkait harus segara menindak tegas oknum kepsek tersebut karena bila terus di biarkan,pastinya dunia pendidikan semakin tercoreng," harapnya.

Sementara Ajum Kordinator Wilayah Kecamatan Cigeulis mengatakan bahwa bantuan Program Indonesia Pintar yang terjadi di SDN Cigeulis bila di lihat prosedur pembagian sekolah itu sudah menyalahi aturan. Karena apapun alasannya bantuan program itu harus sesuai dengan juklak juknisnya. Ia pun berharap "bila benar hasil uang yang diduga hasil pungutan masih ada saya barharap di kembalikan," tandasnya melalaui telepon gengamnya.

Terpisah Dedi Ketua PGRI Cigeulis saat di hubungi, ia hanya mengucapkan terima kasih dengan informasi yang di  sampaikan   bapak (media) berikan pada kami terus terang aja saya sebagai Ketua PGRI baru menerima informasi,

"insya allah akan kami selidiki kebenaran berita ini sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas pemberitaan nya," singkat dedi dalam pesan Whats app nya.
(hadi)