PT.GFI (Greend Foresty Indonesia) Kuasai Lahan Tanpa HGU Chandra :Ijinnya A

Belitung,RN. Diduga Daerah kehilangan Potensi pajak bertahun tahun selama lahan tersebut dikuasi oleh PT. GFI diduga milik sdr. Fr...

Belitung,RN.

Diduga Daerah kehilangan Potensi pajak bertahun tahun selama lahan tersebut dikuasi oleh PT. GFI diduga milik sdr. Franky, 200 hektar untuk lahan sengonpun ditelantarkan, sementara pekerja sampai saat ini diduga terlantar,kenapa pihak Desa Tanjung Kelumpang seolah olah tutup mata ?

PT.GFI Pinjam pakai lahan selama 30 tahun dari  Desa Tanjung Kelumpang, berdasarkan perjanjian dibawah tangan dengan pihak desa,  diduga tanpa dilanjutkan izin HGU ke Bupati Beltim, Kemudian ditanami pohon sengon setelah 5 tahun dilakukan Penjarangan dan berjalan setahun setelah itu,lahan tidak diurus lagi sampai sekarang, apakah kades Tanjung Kelumpang saat ini mengetahui atau menutupi kejadian yang sebenarnya  ?

Kades Tanjung Kelumpang Chandra ketika dihubungi via handphone mengatakan,”  ada ijinnya dipegang beliau, ijinnya HGU tidak akan perlihatkan ke orang la, beliau la yang ngomong kamarin, pinjam pakainya dengan desa ada izin pengelolaannya ada sama peta petanya semua, kalau  PBB dibayar, kalau pajak lainnya saya kurang tahu, pokoknya tinggal dicek aja sama yang punya ,lebih jelasnya dilihat dulu,kalau kata saya ad, tahu tahu begitu dicek ndak ada, ndak kan mungkin mereka ndak ada izin berani beroperasi, ada karyawan yang digaji, orang berinfestasikan bukan seperak dua perak,” ungkap Chandra. 

Sekretaris LSM Lintar Cabang Kabupaten Belitung Timur Sukardi menyesalkan sikap PT. GFI yang diduga dengan sengaja menelantarkan lahan sengon yang telah ditanamnya termasuk lahan lahan lainnya yang diperkirakan luasnyan sekitar 600 hektar”  diduga HGU tidak ada, ada apa dibalik ini semua, awalnya pihak perusahaan membuka lahan tersebut seluas 200 hektar untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat air membalun dan sekitarnya,tapi kenapa setelah panen baru setahun tanpa alasan yang jelas diduga 20 an orang karyawannya dirumahkan tanpa diberi gaji sama sekali, sampai saat ini mungkin sekitar 5 orang saja yang masih dipercaya menunggu lokasi sengon tersebut, inikan aneh perusahaan besar dan pabriknya masih beroperasi sampai saat ini tapi ada lokasi kok ditelantarkan,ini sudah tidak benar,” jelas Sukardi

“ Rencananya kami mau koordinasi dengan pihak Kejaksaan atau Polres Beltim untuk segera mengusut ada apa dibalik kejaidian ini, dan kami dari LSM Lintar akan meminta kepada Bupati Beltim untuk bertindak kepada  PT.GFI karena perusahaan tersebut tidak ada niat baik sesuai komitmen awal, kalau memang ada niat baik perusahaan tidak akan menelantarkan lahan tersebut sampai tahun 2018 ini,  tidak ada alasan pihak perusahaan mengatakan gara gara terjadi kebakaran di lahan sengon akhirnya kegiatan distop itu tidak ada alasan, apa lagi ada isu yang berkembang diduga lahan tersebut mau diperjual belikan nah kan ujung ujungnya ada sesuatu yang di rencanakan, jadi kami juga berharap kepada pihak Pemerintah Desa untuk bersikap tegas terhadap pengusaha yang mau menguasai lahan seenaknya tanpa memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat, setelah mendapat ijin pura pura dikelolah kemudian ditelantarkan, Pak Chandra sebagai Kades harus bertindak dan mencabut perjanjian dengan kades lama, karena PT. GFI menelantarkan lahan bertahun tahun, kalau seandainya tidak ada HGU, saat inikan itu lahan Negara bebas jadi siapapun warga boleh berkebun” ujar Sukardi

Berdasarkan Informasi dari anak buah Frangky kepada Wartawan mengatakan bahwa lahan milik sdr. Franky kurang lebih 600 hektar sebagian lahan milik warga yg sudah ada skt dibelinya, dan sebagian lagi sudah memiliki HGU yang dibuat pada waktu Bupati Beltim Bapak Basuri,pajak yang dibayar hanya PBB, sedangkan pajak pajak lainnya tidak diketahui. (Jphp/Lintar )