Bantaran Sungai Harus Bersih Dari Limbah & Usaha Kayu Harus Berizin

Pandeglang,RN Banyaknya limbah potongan kayu yang menumpuk di bantaran sungai Citereup tepatnya di Kampung Lebak Buah Desa Citeureup Kec...

Pandeglang,RN
Banyaknya limbah potongan kayu yang menumpuk di bantaran sungai Citereup tepatnya di Kampung Lebak Buah Desa Citeureup Kecamatan Panimbang kini menjadi sorotan publik,  Arip Wahyudin, SH selaku Aktivis, Ketua Pergerakan Pemuda Peduli Pandeglang (P-4) sekaligus Pemerhati Lingkungan  angkat bicara, Arif mengatakan, Limbah potongan kayu yang menumpuk di saluran air bantaran sungai itu mengakibatkan lebar sungai kian mengecil, makin dangkal hingga saluran air pun sulit  mengalir, dan tidak hanya itu usaha kayunya pun harus di pertanyakan dari mana asal muasal kayunya tersebut,

Menurutnya, setiap usaha kegiatan kayu olahan (panglong) harus jelas asal muasal kayunya, karena usaha kayu olahan atau kusen itu, asal kayu dari mananya, harus jelas. Kalau dari hutan lindung tidak akan keluar Surat izin Ganguan (HO) nya. Kalau dari kebun sendiri harus ada keterangan dari kades setempat, beda halnya yang terjadi Pabrik Kayu (Panglong)  tepatnya di Kampung  Lebak  buah RT 002/002 Desa Citeureup Kecamatan Panimbang, bahkan pemilik pabrik tersebut belum ada koordinasi dengan pihak Pemdes setempat, baik soal izin angkut kayu, Padahal Pabrik tersebut sudah beroperasi cukup lama sekitar 5 tahun, Pabrik tersebut disinyalir menjual dan membeli kayu illegal serta beroperasi tanpa miliki ijin,

Diduga kayu yang dibeli dan yang dijual oleh pabrik tersebut tidak disertai dokumen yang sah dari kehutanan alias kayu yang ada di pabrik panglong itu, jadi diduga pabrik itu bodong (tidak punya legalitas yang jelas) lantaran Kades setempatnya pun belum pernah menerima laporan apapun, baik Soal ijin Operasi dan izin angkut dan kirim kayu,

Anehnya, selama ini pabrik tersebut aman, tidak pernah diperiksa oleh petugas kehutanan ataupun kepolisian.

Hal ini di katakan Arif Wahyudin alias Ekek (panggilan akrab) kepada radarnusantara.com, tadi malam, sambil menyinggung Pabrik yang sudah membuang sampah sembarangan di Bantaran Sungai Citereup itu.

Seperti diketahui, menurut aturan yang ada, untuk membuka panglong memerlukan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan IMB  Pabrik ini harus diperuntukkan untuk bangunan usaha.

Izin usaha yang harus dimiliki adalah NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), Izin Gangguan (HO), dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan).

Selain itu terkait limbah yang menumpuk di bantaran sungai harus segera dibersihkan karena sudah membuat pencemaran lingkungan, karena jelas dalam Peraturan Bupati Pandeglang No 84 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan kebersihan, yang berisi larangan, buang sampah di bantaran Sungai /Kali /Drainase, dikenakan denda sekurang-kurangnya 1 juta rupiah.

"Sudah jelas peraturan bupati itu bahwa saluran air bantaran sungai itu tidak boleh di cemari, oleh sampah bila ternyata limbah itu di sengaja dibuang di bantaran dengan alasan untuk mengurangi Abrasi, tentunya pabrik itu sudah melanggar aturan bupati kita," pungkasnya Arif Wahyudin. ***(hadi).