Camat Panimbang Diduga Main Mata Dengan Pengusaha Batching Plant Milik PT RCB

Pandeglang, RN Camat Panimbang, Suaedi Kurdiatna pernah menilai kepada pihak Satpol-PP Pandeglang tidak berani untuk menindak kegiatan p...

Pandeglang, RN
Camat Panimbang, Suaedi Kurdiatna pernah menilai kepada pihak Satpol-PP Pandeglang tidak berani untuk menindak kegiatan proses Batching Plant milik PT Bangun Beton, yang ada di Kampung Solodeungen, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang yang belum memiliki izin dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pandeglang,

“Kenapa pihak Satpol-PP Pandeglang sampai saat ini belum melakukan penyetopan proses pembangunan batching plant itu. Padahal sudah jelas kalau izinnya itu belum ada, tetapi pembangunan sedang dilaksanakan, ” ungkap Camat saat yang lalu ditemui di Kantornya,

Padahal kata Camat, Bupati Pandeglang, Irna Narulita pernah menyatakan kalau di wilayah strategis Nasional tidak boleh didirikan industri, seperti pembangunan batching plant tersebut, selain itu dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RT RW) itu tidak boleh ada industri. Ditambah lagi izinnya tidak jelas, maka dari itu pihaknya berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Satpol-PP Pandeglang segera menyetop kegiatan pembangunan batching plant tersebut.

“Kalau saya yang harus nutup, kewenangannya beda lagi. Makanya Satpol-PP dulu yang harus turun, tapi jika memang tidak mampu menutup proses pembangunan batching plant itu, saya minta rekomendasi biar saya yang melakukan penutupan,” ujarnya yang di langsir media radarnusantara.com Selasa.(18/9).

Namun beda hal nya apa yang dikatakan Camat saat PT Bangun Beton, di ganti menjadi PT Rizki Cipta Beton (RCB)  diduga camat Panimbang ada main mata dengan PT RCB tersebut, lantaran pada saat PT Bangun Beton meminta kepada pihak Satpol PP untuk segera menutup, Akan tetapi setelah di tutup,  PT tersebut di buka lagi dengan pergantian nama pemilik perusahaan, padahal lokasinya masih tempat itu juga (Lokasi kawasan Buferzone) , kata Camat, terkait proses izin lingkungan, ia sudah menanda-tanganinya, karena ada usulan dari pihak pengembang yang membawa dokumen izin lingkungan kepada dirinya. Akan tetapi, untuk proses perizinan dari dinas terkait belum begitu tahu,karena itu bukan ranahnya,

"Moratorium itu bisa aja di cabut, Nanti kita tunggu aja, Batching Plant sebutulnya untuk membantu kesulitan para pengembang dalam pembangunan lantaran bila di wilayah yang dekat tidak ada,selatan perlu perusahaan batching plant karena sedang membangun,"kilahnya.

Disinggung kenapa PT Bangun Beton harus di tutup sementara PT Rizki Cipta Beton (RCB) bisa beroperasi, pada saat itu PT Bangun Beton ditakutkan menghambat bangunan pusat, akan tetapi pada seminggu yang lalu Wilayah tentang Master Plant KEK Tanjung lesung, sudah jelas wilayah dimana-mananya, seperti dermaga jadi untuk itu Batching Plant PT RCB menurut nya tidak akan mengganggu kawasan pembanguan pusat, karena wilayah yang akan di bangun sudah deal  (Jelas).

" yang jelas Batching Plant itu berproduksi, karena untuk menggenjot pembangunan yang ada di wilayah selatan khususnya, karena sangat berpengaruh bila plant itu jauh dari lokasi pembangunan,"katanya,

Saat ditanya apakah dirinya sejauh ini sudah izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sudah ada atau belum. Dirinya mengaku belum mengetahui, karena itu bukan kewenangan dirinya.

“Kalau soal informasi yang lebih jauh silahkan tanya saja ke dinas terkait Karena saya hanya menandatangani dokumen izin lingkungan yang diajukan pengelola, dan terkait PT RCB bisa berproduksi, karena ada sistem perubahan dengan izin, Kalau dulu memang tidak boleh sebelum ada izin proses produksi berlanjut, Akan tetapi sekarang berbeda Izin di urus proses produksi dan operasi diperbolehkan, " tandasnya. ***(hadi/Iwan).