Kampar Riau - RN Makmur 60 Th warga Desa Kualu berkeluh kesah dihadapan awak media mengenai buruknya pelayanan di Polsek Tambang,ha...
Kampar Riau -RN
Makmur 60 Th warga Desa Kualu berkeluh kesah dihadapan awak media mengenai buruknya pelayanan di Polsek Tambang,hal ini diduga dilakukan oknum Kanit Reskrim Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampu bolon, Kamis ( 25/10/18).
Makmur mendatangi Polsek tambang hendak melaporkan perbuatan sekelompok pemuda yang meresahkan warga kelompok pemuda tersebut mengaku dari Aliansi Indonesia mereka meratakan kebun Sawit warga dengan tanah , namun sayangnya Kanit Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampuboln menolak menerima laporan pengrusakan sawit tersebut ungkap makmur penuh rasa kecewa.
Alasan Bosman Tampubolon menolak laporan, menurutnya surat Tanah pelapor (Makmur Red ) tidak benar, ia mengatakan tanah kebun sawit saya itu adalah tanah Mitra Yeni, kalau bapak masih mengakui tanah tersebut milik bapak tolong cari surat nikah bapak yang tanda tangannya sama seperti tanda tangan di surat tanah bapak sekarang , kata Makmur menirukan ucapan Bosman.
bahkan kanit Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampubolon dengan nada mengancam akan melaporkan siapa yang mengambil kunci kontak alat berat ketika hendak menumbang sawit tersebut,? dijelaskan makmur,yang mangambil kunci alat berat tersaebut anaknya sendiri Anto.ujar makmur. Dihadapan kanit
menurut makmur sebelum kebun sawitnya di ratakan dengan tanah, sebagian masyrakat Desa kualu beramai-ramai menghadang,bahkan hampir terjadi bentrok pisik antara masyrakat dengan sekelompok pemuda yang mengaku dari Aliansi Indonesia,kemudian kunci kontak alat berat tersebut diambil oleh anak saya dengan tujuan agar mereka menghentikan niatnya merusak kebun sawit saya ujar makmur ke RN
kejadian ini di picu terkait sangketa lahan antara Mitra Yeni Dengan Sdr Makmur,sedangkan tanah yang di akui mitra yeni, diatas tanah tersebut sudah ditanam Sawit oleh Makmur, bahkan surat tanah mereka berdua di keluarkan oleh desa yang sama yaitu desa Kualu, sementara itu lahan sawit makmur yang berumur 8 th diratakan dengan tanah oleh sekelompok pemuda yang mengaku dari Aliansi Indonesia dengan mengunakan alat berat Exsavator dengan semena-mena mereka meratakan pohon sawit saya dengan tanah ungkap makmur.akibat kejadian tersebut makmur mengaku mengalami kerugian Rp 2 juta setiap bulan,
usai meratakan sawit tersebut salah seorang kelompok mereka dengan bangganya mengunggah Photo kegiatan biadap tersebut ke Medsos FB dengan judul mendampingi Clean exsekusi lahan sawit, seperti kita ketahui bahwa yang namanya Exsekusi tentunya mengcu pada perintah Hukum, apakah mereka yang mengaku dari Aliansi Indonesia tersebut lebih berwenang meng’exsekusi tanaman sawit orang tua saya,ujar anak makmur penuh tanda tanya.
Anak makmur mengaku berhasil memfoto wajah pelaku mereka memasang Plang merek yang bertulisan peneliti aset Negara, saksi mata menuturkan ketika kegiatan mereka di Photo dan di Vidiokan mereka menolak ada yang mengaku wartawan namun ketika diminta menjelaskan mereka wartawan man,? mereka dengan buru- buru memasukan kartu Persnya kedalam kantong bajunya,ungkap saksi mata. Sampai saat ini pihak yang tekait lainnya belum dapat di konfirmasi, (Tim RN )
Makmur 60 Th warga Desa Kualu berkeluh kesah dihadapan awak media mengenai buruknya pelayanan di Polsek Tambang,hal ini diduga dilakukan oknum Kanit Reskrim Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampu bolon, Kamis ( 25/10/18).
Makmur mendatangi Polsek tambang hendak melaporkan perbuatan sekelompok pemuda yang meresahkan warga kelompok pemuda tersebut mengaku dari Aliansi Indonesia mereka meratakan kebun Sawit warga dengan tanah , namun sayangnya Kanit Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampuboln menolak menerima laporan pengrusakan sawit tersebut ungkap makmur penuh rasa kecewa.
Alasan Bosman Tampubolon menolak laporan, menurutnya surat Tanah pelapor (Makmur Red ) tidak benar, ia mengatakan tanah kebun sawit saya itu adalah tanah Mitra Yeni, kalau bapak masih mengakui tanah tersebut milik bapak tolong cari surat nikah bapak yang tanda tangannya sama seperti tanda tangan di surat tanah bapak sekarang , kata Makmur menirukan ucapan Bosman.
bahkan kanit Polsek Tambang Aiptu Bosman Tampubolon dengan nada mengancam akan melaporkan siapa yang mengambil kunci kontak alat berat ketika hendak menumbang sawit tersebut,? dijelaskan makmur,yang mangambil kunci alat berat tersaebut anaknya sendiri Anto.ujar makmur. Dihadapan kanit
menurut makmur sebelum kebun sawitnya di ratakan dengan tanah, sebagian masyrakat Desa kualu beramai-ramai menghadang,bahkan hampir terjadi bentrok pisik antara masyrakat dengan sekelompok pemuda yang mengaku dari Aliansi Indonesia,kemudian kunci kontak alat berat tersebut diambil oleh anak saya dengan tujuan agar mereka menghentikan niatnya merusak kebun sawit saya ujar makmur ke RN
kejadian ini di picu terkait sangketa lahan antara Mitra Yeni Dengan Sdr Makmur,sedangkan tanah yang di akui mitra yeni, diatas tanah tersebut sudah ditanam Sawit oleh Makmur, bahkan surat tanah mereka berdua di keluarkan oleh desa yang sama yaitu desa Kualu, sementara itu lahan sawit makmur yang berumur 8 th diratakan dengan tanah oleh sekelompok pemuda yang mengaku dari Aliansi Indonesia dengan mengunakan alat berat Exsavator dengan semena-mena mereka meratakan pohon sawit saya dengan tanah ungkap makmur.akibat kejadian tersebut makmur mengaku mengalami kerugian Rp 2 juta setiap bulan,
usai meratakan sawit tersebut salah seorang kelompok mereka dengan bangganya mengunggah Photo kegiatan biadap tersebut ke Medsos FB dengan judul mendampingi Clean exsekusi lahan sawit, seperti kita ketahui bahwa yang namanya Exsekusi tentunya mengcu pada perintah Hukum, apakah mereka yang mengaku dari Aliansi Indonesia tersebut lebih berwenang meng’exsekusi tanaman sawit orang tua saya,ujar anak makmur penuh tanda tanya.
Anak makmur mengaku berhasil memfoto wajah pelaku mereka memasang Plang merek yang bertulisan peneliti aset Negara, saksi mata menuturkan ketika kegiatan mereka di Photo dan di Vidiokan mereka menolak ada yang mengaku wartawan namun ketika diminta menjelaskan mereka wartawan man,? mereka dengan buru- buru memasukan kartu Persnya kedalam kantong bajunya,ungkap saksi mata. Sampai saat ini pihak yang tekait lainnya belum dapat di konfirmasi, (Tim RN )
COMMENTS