Oknum BMT Surya Melati Melakukan Penggelapan Dalam Jabatan ?

Lampung Timur, RN.   Nepotisme adalah lebih memilih saudara berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Sejak April 201...

Lampung Timur, RN. 

Nepotisme adalah lebih memilih saudara berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Sejak April 2018 dilakukan Investigasi dan berhasil menemukan dugaan nepotisme dan penggelapan simpanan anggota yang 

dilakukan oknum BMT Surya Melati Lamtim, berakibat merugikan para anggota. 

Hal itu diduga karena Taufiq menunjuk pejabat guna mengelola usahanya. Seperti dewan pengurus, Rahino melalui istrinya ditunjuk menjadi ketua sebab istri Rahino keponakan Taufiq. dr. Hariyanti istri Beni Yusprianto,SE dijadikan sekretaris, Beni itu anak ketiganya. Hadi Subewo suami Heni Fitriana,SE dijadikan bendahara, Heni juga anak Taufiq yang tertua. Kepala kantor cabang di Purbolinggo dikepalai oleh Yudi Saputra,SE sebagai anak keduanya. Bahkan Beni Yusprianto anak ketiganya dijadikan manajer di kantor pusat. Hendra Prabowo,SE anak keempatnya sebagai anggota.

Ketua Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda) Lamtim Mujiono, mengatakan kantor cabang BMT Surya Melati Purbolinggo diduga tidak ada izin pendirian dan operasional tapi melakukan penghimpunan dana serta Yudi tidak bersertifikat uji kompetensi.

Seharusnya keamanan simpanan dan tabungan anggota wajib dijamin, namun Pasal 22 Ayat (4) Permenkop nomor 02 Tahun 2017 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi sebagai ketentuan tidak diikuti.

Laporan akhir tahun 2016 anggota berjumlah 1,609 orang. Modal disetor oleh anggota terdiri dari simpanan pokok dan wajib berjumlah Rp. 746 juta, seharusnya disimpan di Bank Umum. Sejak 2010 Hartini dan lainnya tidak menerima bagi hasil simpanan pokok dan wajib serta sisa hasil usaha (SHU). Sedangkan bagi hasil simpanan berjangka diterima rata - rata hanya 1,7% perbulan atau 40,8% perdua tahun. Harusnya, 2,7% atau 65%, dikemanakan selebihnya 24,2%. Surat pengunduran diri Hartini dibuat, 16/4 diserahkan ke Yudi pada, 17/4. Surat pernyataan perjanjian pengembalian dibuat Minggu, 29/4 bermaterai cukup, janji Taufiq simka Hartini Rp. 164 juta dikembalikan Kamis, 31/5 ternyata hingga kini belum dikembalikan.

Simka Oyib, Rahidi, Dadang Solihin, Eti Undang dan Hasan Abidin senilai Rp. 87,5 juta dan belum nilai tabungan dicabang Purbolinggo jatuh tempo Juni 2017 belum dikembalikan. Mirisnya Oyib dalam kondisi sakit stroke sangat butuh biaya. Berikut simka Bahrudin Rp.157 juta dan Sujiyanto Rp. 150 juta serta Hariyanti Rp. 400 juta.

Pengurus kini lebih berperan yang mana "Pengurus KSP / USP Koperasi wajib menyelenggarakan pengawasan dan pelaporan transaksi mencurigakan", bunyi Pasal 30 Permenkop nomor 02 Tahun 2017 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

Mengapa Yudi memberikan bagi hasil untuk Bahrudin pakai uang pribadinya.

"Saya ngasih Udin basil paling kecil satu juta, itu pakai uang pribadi",kata Yudi Jumat, 14/9 jam 10:00 WIB dirumahnya.

Untuk kesekian kalinya, Taufiq berjanji kembalikan simka Hartini Rp. 164 juta Rabu, 3/10 tapi dari hasil nagih pinjaman. Ternyata itu isapan jempol sebab sudah sebulan berjalan belum ditagih. Meskipun Mila sebagai kasir mengetahui jumlah peminjam, tetapi tidak mengetahui nilainya.

"Peminjam diatas 500 tapi nilainya tidak tau, tugas saya kasir membuat laporan supaya balance dan diserahkan ke Yudi. Saya pengen semua urusan ini cepet beres, kelar, karena itu uang sakit. Pak Taufiq ke Purbolinggo bahas pinjaman, tapi belum ada yang ditagih",tutur Mila Sabtu, 6/10 jam 10:00 WIB dirumahnya.

Apabila Taufiq ataupun Rahino tidak mengembalikan uang Rp. 164 juta sampai Sabtu, 13/10, maka Dedi Irawan ahli waris Hartini akan melaporkan perihal ini ke Polres Lamtim.

"Kalau dari pihak p.taufiq atau p.rahino gak ada laporan sampai hari sabtu siang besok. Apa boleh buat terpaksa kita lapor, bosen sudah kumpul terus gak ada kesimpulan",tegas Dedi Jumat, 12/10 pukul 13:37 WIB via WhatsAppnya.

Dikemanakan uang simpanan anggota Rp. 1,7 Miliar dengan rincian titipan 9 anggota Rp. 558,5 juta dan pengurus bernama Hariyanti Rp. 400 juta. Selain itu simpanan pokok dan simpanan wajib Rp. 746 juta setoran 1,600 anggota sesuai laporan akhir tahun 2016. Belum terhitung berapa besar nilai bagi hasil simpanan berjangka dan simpanan pokok dan simpanan wajib serta sisa hasil usaha (SHU).

Mengingat, Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, 

Pasal 32 Ayat (3) "Pengelola bertanggungjawab kepada Pengurus". 

Pasal 33 "Hubungan antara Pengelola usaha dengan pengurus Koperasi merupakan hubungan kerja atas dasar perikatan". 

Pasal 34 Ayat (1) "Pengurus, baik bersama - sama maupun sendiri - sendiri menanggung kerugian yang diderita Koperasi, karena tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau kelalaiannya".

3 petinggi BMT L-Risma Kota Bani, Putri Hijau, Bengkulu Utara diamankan Polres setempat ditiga lokasi. Satu ditangkap di Ganti Warno, Pekalongan, Lamtim karena menggelapkan simpanan anggota Rp. 2,7 Miliar, dijerat dengan Pasal 374 Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP) yang dilansir dari (liputan bengkulu - 30/9/2018). (Ropi)

-