LAMPUNG, Metro – Masih ingat nama Sugiatno alias Kang Su, terpidana kasus terorisme asal Poso, yang dipindah dari Mako Brimob Kelapa Dua ...
LAMPUNG, Metro – Masih ingat nama Sugiatno alias Kang Su, terpidana kasus terorisme asal Poso, yang dipindah dari Mako Brimob Kelapa Dua Depok ke Lapas Kelas II A Metro sejak Oktober 2015 lalu. Yang bersangkutaj kini telah banyak mengalami perubahan.
Kepala Lapas Kelas II A Kota Metro Ismono Bc.IP.,S.Pd menyampaikan, meskipun belum berkenan mengikuti berbagai kegiatan yang bersifat nasionalis, namun pria yang divonis delapan tahun kurungan penjara tersebut sudah mulai bersosialisasi dengan warga binaan lainnya.
“Kalau untuk narapidana terorisme kebetulan ada satu orang, dia belum bisa atau belum mau untuk mengikuti jenis upacara-upacara seperti ini. Terutama penghormatan kepada bendera. Tapi tetap kita lakukan pembinaan terus. Yang sementara ini kita amati, dia hanya bisa bergaul dengan taman-teman sesamanya,” ucap Kalapas ketika di wawancara awak media dalam peringatan Hari Pahlawan, Sabtu (10/11/2018).
Selain itu, Kalapas juga menyampaikan perkembangan Narapidana Terorisme (Napiter) di dalam Lapas Kelas II A Metro baru sebatas menjalin pergaulan.
“Kalau pergaulan di dalam seperti sosialisasi dengan teman-teman di dalamnya, biasa-biasa saja. Ini sifatnya sosiologi dia, karena mungkin idiologi dia sudah terpatri, dia belum bisa mengikuti upacara-upacara seperti ini,” kata Ismono.
Kalapas juga mengungkapkan, selain pergaulan Kang Su juga sering mengikuti kegiatan olahraga di dalam lembaga pemasyarakatan.
“Perubahannya sangat signifikan sekali, yang tadinya menyendiri di kamar, sekarang sudah bisa bergaul dengan teman-temannya seperti mengikuti olahraga,” pungkasnya.
Dari data yang dihimpun, Sugiatno alias Kang Su diketahui merupakan terpidana terorisme Poso dari kelompok Santoso. Sejak 2012, ia ditetapkan sebagai DPO. Namun, pada 27 Juni 2013, terpidana yang melakukan pembunuhan terhadap dua anggota Brimob di Poso tersebut menyerahkan diri ke Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 1307 Poso. Dan kini Kang Su divonis delapan tahun kurungan penjara dan telah menjalani masa hukuman selama Lima Tahun.
Sementara itu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Metro membuat sesuatu yang unik. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2018, Lapas melibatkan keluarga warga binaan yang sedang membesuk, Sabtu (10/11/2018).
Kalapas Kelas IIA Metro, Ismono Bc.IP.,S.Pd menyampaikan, pelibatan keluarga warga binaan saat upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Lapas merupakan bentuk sinergitas antara petugas dan kerabat narapidana.
“Jadi untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November ini, kita ada tema yaitu The Gathering of Heroes. Jadi makna pahlawan itu bukan hanya saja pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tapi juga orang tua kita yang kita anggap sebagai pahlawan. Jadi dalam peringatan ini kita melibatkan tokoh masyarakat, seluruh pegawai Lapas, warga binaan pemasyarakatan dan juga keluarga warga binaan pemasyarakatan, termasuk juga mitra kita,” terangnya.
Ismono juga menyampaikan, tujuan dalam melibatkan kerabat narapidana yang membesuk itu juga sebagai bentuk kebersamaan. Selain itu keluarga narapidana memiliki peran penting dalam merubah sikap dan prilaku warga binaan di dalam Lapas.
“Tujuannya agar tercipta kebersamaan dalam membina warga binaan. Karena bukan hanya pegawai saja yang membina, tapi ada juga keterlibatan masyarakat dan keluarga warga binaan itu sendiri. Kalau bicara masalah target, kita bukan saja menghargai jasa para pahlawan, tapi juga kita harus tau definisi pahlawan itu seperti apa. Definisi pahlawan itu adalah orang-orang yang berjasa kepada kita, kepada negara dan disamping itu pahlawan juga bisa mengorbankan jiwa raganya, untuk negara, bangsa dan keluarga,” bebernya.
Dirinya juga mengungkapkan, kegiatan serupa dilakukan secara serentak diseluruh Lapas dan Rutan di Indonesia.
“Jadi untuk kebersamaan di Lapas Metro ini kita selenggarakan secara nasional, di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Keluarga warga binaan Lapas kelas II A Metro menyambut baik kegiatan tersebut. Salah satunya yang disampaikan Yuniar (30), yang mengaku mendapatkan nuansa yang berbeda ketika menjenguk suaminya di dalam Lapas.
“Ya kebetulan pas moment Hari Pahlawan. Biasanya kan tidak kaya gini. Ini bagus, karena yang tadinya kita cuma kepikiran buat besuk disini juga dapat memperingati Hari Pahlawan bareng-bareng suami. Nuansanya beda saja, dan ini bagus,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Iwan (27). Ia mengapresiasi langkah petugas Lapas yang rutin menggelar kegiatan dan selalu menciptakan kondusifitas di dalam Lapas.
“Yang begini yang harus kita dukung bersama, agar situasi yang kondusif ini tetap terjaga. Di momentum hari Pahlawan ini Lapas Metro talah berhasil menciptakan nuansa kebersamaan antara kami keluarga dan kerabat kami yang menjalani masa tahanan di sini,” pungkasya.
Sementara itu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Metro membuat sesuatu yang unik. Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2018, Lapas melibatkan keluarga warga binaan yang sedang membesuk, Sabtu (10/11/2018).
Kalapas Kelas IIA Metro, Ismono Bc.IP.,S.Pd menyampaikan, pelibatan keluarga warga binaan saat upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman Lapas merupakan bentuk sinergitas antara petugas dan kerabat narapidana.
“Jadi untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November ini, kita ada tema yaitu The Gathering of Heroes. Jadi makna pahlawan itu bukan hanya saja pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, tapi juga orang tua kita yang kita anggap sebagai pahlawan. Jadi dalam peringatan ini kita melibatkan tokoh masyarakat, seluruh pegawai Lapas, warga binaan pemasyarakatan dan juga keluarga warga binaan pemasyarakatan, termasuk juga mitra kita,” terangnya.
Ismono juga menyampaikan, tujuan dalam melibatkan kerabat narapidana yang membesuk itu juga sebagai bentuk kebersamaan. Selain itu keluarga narapidana memiliki peran penting dalam merubah sikap dan prilaku warga binaan di dalam Lapas.
“Tujuannya agar tercipta kebersamaan dalam membina warga binaan. Karena bukan hanya pegawai saja yang membina, tapi ada juga keterlibatan masyarakat dan keluarga warga binaan itu sendiri. Kalau bicara masalah target, kita bukan saja menghargai jasa para pahlawan, tapi juga kita harus tau definisi pahlawan itu seperti apa. Definisi pahlawan itu adalah orang-orang yang berjasa kepada kita, kepada negara dan disamping itu pahlawan juga bisa mengorbankan jiwa raganya, untuk negara, bangsa dan keluarga,” bebernya.
Dirinya juga mengungkapkan, kegiatan serupa dilakukan secara serentak diseluruh Lapas dan Rutan di Indonesia.
“Jadi untuk kebersamaan di Lapas Metro ini kita selenggarakan secara nasional, di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Keluarga warga binaan Lapas kelas II A Metro menyambut baik kegiatan tersebut. Salah satunya yang disampaikan Yuniar (30), yang mengaku mendapatkan nuansa yang berbeda ketika menjenguk suaminya di dalam Lapas.
“Ya kebetulan pas moment Hari Pahlawan. Biasanya kan tidak kaya gini. Ini bagus, karena yang tadinya kita cuma kepikiran buat besuk disini juga dapat memperingati Hari Pahlawan bareng-bareng suami. Nuansanya beda saja, dan ini bagus,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Iwan (27). Ia mengapresiasi langkah petugas Lapas yang rutin menggelar kegiatan dan selalu menciptakan kondusifitas di dalam Lapas.
“Yang begini yang harus kita dukung bersama, agar situasi yang kondusif ini tetap terjaga. Di momentum hari Pahlawan ini Lapas Metro talah berhasil menciptakan nuansa kebersamaan antara kami keluarga dan kerabat kami yang menjalani masa tahanan di sini,” pungkasya. (ferdy)
COMMENTS