Maju Caleg DPR- RI, Taufiqurrahman: Kita Dobrak Belenggu Kemiskinan !

Jakarta RN. Bagi Taufiqurrahman, Kehidupan banyak mengajarkan pengalaman, termasuk arti belenggu kemiskinan. Dibesarkan di cengkareng, ...

Jakarta RN.
Bagi Taufiqurrahman, Kehidupan banyak mengajarkan pengalaman, termasuk arti belenggu kemiskinan. Dibesarkan di cengkareng, daerah yang bersebelahan langsung dengan megahnya metropolitan, menjadi saksi dari ketimpangan dan ketidak adilan sosial. Sementara anak orang kaya bisa belajar baik dengan lingkungan yang terjaga, sedangkan anak orang miskin harus belajar puas dengan apa yang ada.

Bukannya bodoh atau malas, Tetapi waktu belajar tidak sebanyak mereka, buku pun tak sebanyak mereka. Beruntung, meskipun sang ayah hanya seorang sopir, namun paham penting artinya pendidikan dan mendorong anak-anaknya untuk harus sekolah. Sehingga, dengan semangat serta tekadnya untuk keluar dari kemiskinan, Taufiqurrahman bisa masuk ke politeknik UI pada tahun 1998.

Krisis tahun 1997, rakyat miskin mendapat tekanan hidup yang luar biasa. Gerakan reformasi 98 menyadarkan Taufiqurrahman bahwa kita tidak bisa keluar dari belenggu kemiskinan sendirian, Orde baru harus disingkirkan, dan diatas harus berdiri kekuasaan yang benar-benar untuk rakyat.

"Saya bergabung dalam gerakan itu sebagai aktifis mahasiswa, jelasnya punya pengalaman juga digebuk aparat pada peristiwa semanggi saat itu. Ya... tapi itulah resiko perjuangan demi menuju Indonesia yang lebih berkeadilan", terang Taufiqurrahman anggota DPRD DKI Jakarta dua periode (2009- 2019), yang saat ini maju sebagai Caleg DPR RI, minggu (9/12/2018) melalui Sambungan WhatsApp nya.

Dalam rangkaian pergerakannya, Taufiq, Sapaan akrab Taufiqurrahman, banyak berfikir bagaimana dapat keluar dari belenggu kemiskinan sekaligus dapat mendobraknya.

"Reformasi bagi saya adalah pintu jalan untuk bisa keluar dari kemiskinan sekaligus mendobraknya, artinya bukan untuk saya pribadi, tetapi untuk seluruh rakyat negeri ini. Bersama kawan pergerakan saya banyak terlibat dalam advokasi buruh, nelayan juga rakyat miskin kota, dan karena Aktifitas ini, menyadarkan saya arti pentingnya sebuah kekuasaan, hingga kemudian tahun 2004 saya bergabung di partai Demokrat", jelas Taufiq.

Pemilu 2009, Taufiq ikut berlaga dalam pertarungan memperdebatkan kursi DPRD DKI Jakarta, meskipun diakuinya jika hal tersebut sangat berat dirasakannya.

"Pertama berlaga dalam pileg 2009, berat banget rasanya, saya bisa dibilang tidak punya uang, tetapi memang juga saya tidak mau membodohi rakyat dengan misal bagi- bagi sembako serta sejenisnya untuk meraih suara pemilih. Namun, dengan saya berani melakukan penandatanganan kontrak politik dengan masyarakat Alhamdulillah saya terpilih, kontrak politik itu saya buat sungguh-sungguh sebagai pengingat janji saya", urainya.

"Pemilu 2009, nasib membawa saya ke kebon siri, boleh ditanya ke masyarakat apakah selama lima tahun saya tidak tunaikan janji-janji saya ?, sampai kemudian saya mencalonkan diri lagi, tidak ada keraguan di hati konstituen saya, mereka tahu saya hadir dalam penderitaan mereka", ungkapnya.

Lalu apa saja selama 10 tahun Kinerja Taufiqurrahman yang bersentuhan langsung dengan masyarakat DKI Jakarta? .

"Selama hampir 10 tahun menjabat sebagai wakil rakyat, saya berhasil membantu kurang lebih 10.000 pendampingan pendidikan juga kesehatan kepada warga menengah kebawah, membantu 90.000 warga DKI Jakarta untuk akses kartu  jamkesda (jaminan kesehatan daerah), dan membantu warga untuk akses akte kelahiran kurang lebih 22.000 akte, serta kurang lebih 5.000 jenazah yang di gratiskan menggunakan jasa ambulance. Ini semua merupakan bagian dari kontrak politik yang telah dijalankan, boleh di cek !", tutur Taufiq.

Kemudian apakah tantangan untuk dapat merealisasikan janji-janji tersebut ?

"Salah satu persoalan yang mengemuka saat berhadapan dengan pendidikan atau kesehatan adalah betapa abainya kita dengan hukum dan aturan yang tidak memihak si miskin. Untuk bisa memastikan perlindungan itu, saya kembali kuliah di FHUI ekstention. Menunaikan janji saya dengan ayah sekaligus memberi landasan bagi perjuangan, saya tamat dengan gelar Sarjana Hukum dari kampus UI. Janji saya pada ayah memang telah lunas tapi janji saya pada si miskin belum, untuk itu saya akan terus berjuang",tegasnya.

Setelah dua periode sebagai anggota DPRD, kini Taufiqurrahman maju sebagai Caleg DPR RI Caleg dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Luar Negeri, dengan Nomor Urut 2, partai Demokrat.

"Dua periode di DPRD DKI menyadarkan saya akan pentingnya berupaya ditingkat nasional. Memproduksi UU yang memihak pada rakyat miskin utamanya pada bidang kesehatan dan pendidikan. Dengan rekam jejak yang telah teruji, saya sedang berjuang kembali di pileg 2019 untuk kursi DPR RI, adalah kehormatan bagi saya jika masyarakat mau mempercayakannya pada saya. Bersama kita akan dobrak belenggu kemiskinan ini, Kita ciptakan keadilan sosial agar anak-anak kita tidak perlu merasakan pahitnya lapar dan sakit karena negara yang gagal hadir", pungkasnya. (ID)