Pengawas Dan Kontraktor Proyek Tepuai - Semangut "Diduga Kongkalingkong"

Kapuas Hulu (Kalbar), RN. Diduga pengawas proyek pekerjaan jalan “Kongkalikong” dengan kontraktor pelaksana kegiatan. Pasalnya, proyek r...

Kapuas Hulu (Kalbar), RN. Diduga pengawas proyek pekerjaan jalan “Kongkalikong” dengan kontraktor pelaksana kegiatan. Pasalnya, proyek ruas jalan Nanga Tepuai - Nanga Semangut diduga dikerjakan dengan material galian C Ilegal.

"Proyek jalan itu menggunakan material galian C Ilegal, jika dipersentasikan penggunaan material ilegal yang digunakan tersebut hampir 99 persen, "kata Edi warga Kecamatan Bunut Hulu.

Edi mengakui, bahwa dirinya tahu betul asal usul material galian C Ilegal yang digunakan dalam pengerjaan Proyek tersebut. "saya tahu betul, bahwa material galian C itu ilegal. Karena mereka mengambil dikuari yang ada di Dusun Muncin, Desa Riam Piang, Kecamatan Bunut Hulu," terang Edi.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Desa Riam Piyang, Kecamatan Bunut Hulu. Bahwa kuari Dusun Muncin tersebut belum mengantongi izin. "jangankan ijin dari Pemerintah, rekomendasi dari Desa saja tidak ada. Baik dari Kepala Desa sebelumnya maupun sekarang ini. Karena sampai detik ini kami tidak merasa mengeluarkan rekomendasi terkait kuari tersebut,"ungkap Danial, Kades Riam Piyang.

Sementara pengawas dari pihak pengawas yang mengaku dari Kementerian PUPR menilai bahwa proyek tersebut sudah dikerjakan dengan benar dan tidak mengganggu material galian C Ilegal. "proyek itu sudah benar, dan tidak menggunakan material galian C Ilegal. Kalau proyek tersebut tidak benar, tidak mungkin jadi pemenang lelang,"kata pengawas itu.

Tetapi kalau ada proyek yang dikerjakan dengan menggunakan material galian C Ilegal, itu sudah menyalahi aturan. Memang tidak boleh menggunakan material galian C Ilegal. Tetapi kalau proyek itu sudah benar, karena sudah menjadi pemenang lelang,"imbuhnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil investigasi dilapangan selain diduga adanya persekongkolan antara Pengawas proyek dan Kontraktor pada tahap pelaksanaan. Proyek tersebut dikerjakan diruas jalan tahun sebelumnya. Terhadap persoalan tersebut, bukan hanya kontraktornya yang disalahkan, akan tetapi mulai dari pengawas, Peltek, PPTK, Consultan Supervisi, bahkan PPK harus bertanggung jawab.

Ruas pelebaran jalan Nanga Tepuai - Nanga Semangut tersebut bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2018 dengan Pagu Dana Rp. 17.543.972.000,- diduga kuat melibatkan salah satu anggota DPRD Kabupaten Kapuas Hulu. Ironisnya lagi, ruas jalan tersebut yang sudah dikerjakan tahun sebelumnya hanya dikerjakan dititik - titik tertentu. (Santo).