Sejumlah Orang Tua Murid Keluhkan Penebusan Raport Di SDN Cikadu 01

Pandeglang RN Praktik dugaan pungutan liar (pungli) di dunia pendidikan rupanya sudah membudaya dan sulit diberantas. Akibatnya sejumlah...

Pandeglang RN
Praktik dugaan pungutan liar (pungli) di dunia pendidikan rupanya sudah membudaya dan sulit diberantas. Akibatnya sejumlah orang tua wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikadu  01 Kecamatan Cibitung Kabupaten Pandeglang mengeluhkan dana Penebusan raport sebesar 20 ribu rupiah per siswa.

" Setiap persemester atau setiap pembagian raport di Sekolah ini (SDN 01 Cikadu*red) selalu ada biaya sebesar 20 ribu rupiah dari kelas 1 hingga kelas VI untuk penebusan raport, terlebih saat ada kegiatan pelepasan siswa dan kenaikan kelas, itu lebih besar lagi biayanya" Ujar Sejumlah orang tua wali SDN Cikadu 01 secara bersamaan. Selasa (15/1/2019).

Di tambahkan, murid yang tidak mempunyai dana sebesar 20 ribu rupiah raport nya di tahan oleh sekolah, Padahal pemungutan dana atau penebusan raport hingga kini tidak di lakukan musyawarah  sebelum nya.

" Raport anak saya kelas III sampai kini masih di tahan di sekolah karena tidak membawa uang saat pembagian raport," Kata salah satu orang tua wali murid kepada radarnusatara.com yang Identitasnya minta di rahasiakan.

Hal tersebut di benarkan oleh  Komite Sekolah SDN Cikadu 01 yakni Encep Komarudin. Di katakannya bahwa betul ada biaya  raport sebesar 20 ribu rupiah per siswa nya. " Ya betul... Memang ada biaya  raport sebesar 20 ribu rupiah, tapi itu mah saweran," Ujarnya.

Di temui terpisah Ade Supyana Kepala SDN Cikadu 01 mengaku bahwa betul untuk tahun ini ada biaya yang di yang di pinta oleh masing-masing wali kelas sebesar 20 ribu rupiah, Namun uang tersebut bukan penebusan melainkan saweran." Itu mah saweran bukan di tebus," ucap nya.

Ditanya media terkait adanya raport yang di tahan oleh wali kelas, ia mengaku tidak tahu bila ada raport yang di tahan lantaran tidak ikut saweran ( Nebus*red) sebesar 20 ribu rupiah.

" Nanti saya tanyakan lagi besok kepada semua wali kelas  apa betul ada yang menahan raport nya siswa," tukasnya.

Masih kata dia, dirinya juga merasa ikut menyicipi hasilnya." Ya saya hanya 200 ribu rupiah," tutupnya.***(Hadi).