Puluhan para wartawan dari berbagai media lokal mendatangi Kantor Satpol PP Kota Tangerang, di jalan Daan Mogot No.67 Kota Tangerang

Tangerang  RN Kedatangan para awak media itu merupakan bentuk Aksi Solidaritas guna menuntut pertanggung jawaban dan permohonan maaf da...

Tangerang  RN

Kedatangan para awak media itu merupakan bentuk Aksi Solidaritas guna menuntut pertanggung jawaban dan permohonan maaf dari Oknum Satpol PP yang diduga melakukan kekerasan terhadap salah satu awak media, Kamis (31/1).

Diberitakan pada sebelumnya, kericuhan yang terjadi pada saat unjuk rasa di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang antara Satpol PP dan para Mahasiswa. Kejadian itu merembet pada Helmi salah satu wartawan online menjadi sasaran penamparan yang dilakukan oknum anggota Satpol PP Kota Tangerang yang terjadi pada Rabu (30/1) sore).

Kepala bidang Tibumtran Ghufron Falfeli mewakili Kasat Pol PP Kota Tangerang Mumung Nurmawa kepada puluhan wartawan saat konferensi pers mengatakan, bahwa  oknum anggotanya berinisial AM saat ini dibebas tugaskan dari jabatan Komandan Pleton dilapangan.

"Ada tindakan tegas dari kami jajaran Satpol PP berkenaan dengan kejadian kemarin. Kami secara pribadi dan secara institusi menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan wartawan dan adik-adik kita mahasiswa atas kejadian kemarin karena memang semua diluar kendali dan diluar kontrol," kata Ghufron.

Dikatakan lagi, dirinya sangat menyesalkan kejadian tersebut, yang dilakukan oleh salah satu anggotanya saat mengamankan aksi Unras yang dilakukan puluhan mahasiswa di pusat pemerintahan Kota Tangerang.

"Saya berharap kejadian ini bisa menjadikan moment buat kita semua, buat kami introspeksi diri dan buat rekan-rekan media silahkan seandainya dari kami ada kesalahan dilapangan silahkan untuk saling mengoreksi," ungkapnya.

Dalam Konferensi pers, Ia mengaku pasca insiden berdarah tersebut, jajaran satuan polisi pamong praja Kota Tangerang juga menarik tuntutan terhadap delapan orang mahasiswa yang diamankan Polres Metro Tangerang kota saat kericuhan tersebut terjadi.

"Kami juga membuat surat kesepakatan bersama adik-adik mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan ini secara musyawarah saling memaafkan, dan tidak akan menuntut baik secara pidana ataupun perdata," tukasnya.

Kesepakatan tersebut, Kata Ghufron lantaran kedua belah pihak yakni Satpol PP dan mahasiswa mengakui insiden berdarah kemarin bukan hanya merugikan kedua belah pihak, akan tetapi masyarakat kota Tangerang yang terganggu atas insiden kericuhan tersebut.

"Kita sama sama tidak bisa mengendalikan diri, kami bukan melarang mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya, silahkan lanjutkan saya akan kawal tapi kita harus sama sama menjaga kondusifitas," jelasnya.

(Mulyadi MR)