Keluarga Korban Penembakan Aparat Tuntut Keadilan

SAMPIT-RN Keluarga korban penembakan warga Kelurahan Baamang Tengah No. 63 Rt/Rw 030/009, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (...

SAMPIT-RN
Keluarga korban penembakan warga Kelurahan Baamang Tengah No. 63 Rt/Rw 030/009, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berinisial KUS (37) meregang nyawa akibat ditembak mati oleh anggota Brimob yang ngepam di perusahaan Sinar Mas Group menuntut keadilan melalui Lembaga Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotim.

Informasi yang berhasil dihimpun radarnusantara.com bahwa Seusai dilaksanakannya pemakaman korban yang disaksikan langsung oleh Kapolres Kotim baserta anggotanya, beberapa orang keluarga korban mendatangi kantor DAD Kotim untuk meminta keadilan agar pelaku penembakan diproses secara hukum dan meminta kepada DAD untuk menggali informasi kebenaran kasus yang disangkakan kepada korban (KUS) sebagai pencuri, dan mebacok anggota Brimob serta Squrity perusahaan.

Kehadiran keluarga korban diterima oleh unsur pimpinan DAD Kotim M. Jais. K mewakili Ketua Harian DAD Kotim Drs. Untung Toges Rambang M,Pd yang kebetulan berada diluar daerah untuk memimpin pertemuan itu didampingi oleh beberapa unsur pimpimpinan DAD lainnya.

Dalam pertemuan tersebut pihak DAD bertanya kepada beberapa orang yang mengaku keluarga korban terkait kronologis kejadian yang diketahui keluarga korban, namun keluarga korban juga tidak tau persis kejadian nya seperti apa yang mengakibatkan keluarganya meregang nyawa akibat diterjang peluru aparat yang disesalkan keluarga korban.

Dalam pertemuan itu keluarga korban sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh aparat, dikatakan oleh keluarga Kus kalau memang benar Kus melakukan pelanggaran hukum apa tidak ada cara lain yang harus dilakukan selain menembak dan mematikan keluarganya seperti itu.

Alhasil beberapa poin yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut antara lain yang dikatakan oleh M. Jais. K bahwa : “ Dalam waktu dekat kami dari unsur pimpinan DAD Kotim akan membentuk tim pencari fakta turun ke TKP guna mencari informasi yang seakurat mungkin,” Ujar Jais.

“ Baik kepada pihak keluarga korban,pihak rumah sakit terkait dengan otopsi dll, pihak pemerintahan desa Biru Maju, pihak manajemen perusahaan Sinar Mas group, maupun ke pihak penegak hukum, biar jelas bagaimana kronologis kejadian yang sesungguhnya,” Jelas Jais.

“ Yang tidak kalah pentingnya nanti kami meminta kepada Kapolda Kalimantan Tengah untuk menarik kembali seluruh anggota yang melakukan pengamanan di seluruh perusahaan khususnya di Kotim, karena sudah banyak contohnya sudah banyak korban yang meregang nyawa akibat peluru yang keluar dari moncong senjata aparat demi membela perusahaan , dan jika ada masalah yang cukup serius yang sifatnya terganggu keamanan dan kelancaran operasional dikebun baru menurunkan anggotanya, itupun melalui pertimbangan yang matang dengan melihat aspek hukum, sosial dan azas manfaat, Tegas Jais
Hal senada juga ditambahkan Hardi P. Hady Ketua VI DAD Kotim ,” Sehubungan dengan banyaknya kejadian dan kekerasan bahkan sampai jatuh korban jiwa, maka pengamanan di perkebunan yang melibatkan aparat negara dalam hal ini TNI dan Polri perlu ditarik, jangan menjadi alat perusahaan untuk mengintimidasi warga masyarakat,” Tambahnya.

“ Disamping itu menyikapi banyaknya berita-berita di media diharapkan agar kita bijak, jangan sampai keadaan yang sudah kondusif didaerah kita menjadi terganggu yang pada akhirnya merugikan kita semua,” Pungkasnya.

Sebagaimana telah diketahui dari pemberitaan media lokal sebelumnya bahwa Korban KUS ini adalah Seorang pencuri buah sawit tewas setelah ditembak polisi, karena telah melakukan pembacokan terhadap anggota Brimob dan Satpam saat hendak ditangkap karena terpergok mencuri, Jumat, 13 September 2019.
"Tersangka pencurian terpaksa diambil tindakan tegas dan terukur, karena telah menyerang dan membacok anggota Brimob yang bertugas di perusahaan dan security perusahaan," ujar Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel.

"Karena apa yang dilakukan pelaku sudah membahayakan keselamatan orang lain, sehingga anggota langsung mengambil tindakan tegas dan terukur dengan tembakan, hingga membuat pelaku terduduk di tanah," terangnya .

*(Misnato)