Muara Enim, RN Belum lama ini, Susi Lidia Kandau (30th) Binti Arfinsyah seorang perempuan warga RT 02 RW 01 NO 110 K...
Belum lama ini, Susi Lidia Kandau (30th) Binti Arfinsyah seorang perempuan warga RT 02 RW 01 NO 110 Kota Lahat Kelurahan Pagar Agung Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan meninggal dunia tepatnya pada Jum’at (08/05/2020) sebelum makan sahur.
Peristiwa Kematian yang dialami oleh Susi Lidia Kandau ini membuat orang tua korban curiga dan pihak keluarga menilai ada kejanggalan.
Hal ini disampaikan orang tua korban Arfinsyah kepada wartawan, Sabtu (09/05/2020).
Dikatakannya bahwa kematian putrinya ini membuat dirinya sontak lantaran anaknya Susi Lidia Kandau kondisi tidak sedang sakit.
" Saya mendengar kabar anak ku (Susi) meninggal dunia pada Jumat 08 Mei 2020, kemarin " Tuturnya penuh kesedihan.
Diceritakannya lagi, Pepatnya pada Minggu 26 April 2020, Putrinya Susi berpamitan ingin pergi bersama seorang lelaki yang bernama Boki Erawan warga Desa Jemenang kecamatan Rambang Niru kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
“ Boki Erawan merupakan teman lelaki dari anak saya Susi " Jelasnya.
" Pada waktu itu saya berpesan kepada Boki Irawan untuk menikahi anak saya secara baik baik,, namun boki tidak pernah membicarakan perihal tersebut kepada saya maupun keluarga saya, ” Tutur Arfinsyah.
Lanjut Afriansyah lagi, setelah sekitar dua Minggu semenjak kepergian Susi bersama Boki tepatnya pada Jum’at subuh 08 Mei 2020 sebelum makan sahur, dia mendapat kabar dari Boki Erawan kalau anaknya Susi telah meninggal di karenakan terkena angin Duduk.
” Tentunya kabar meninggalnya anak ku ini membuat kami kaget campur penuh kecurigaan di benak Keluarga kami pak. Karena setahu kami putri kami Susi selama ini sehat wal afiat, ” Ungkap Arfinsyah
Masih kata Arfinsyah, Kemudian Pada Jumat sorenya, Jenazah anaknya (Susi) diantar oleh Boki Erawan ke rumah dengan menggunakan Ambulans.
Dan yang membuat dia semakin curiga dengan alasan Susi meninggal.karena angin duduk, lantaran disekujur tubuh anaknya dipenuhi luka lebam dan bengkak diwajah, mengeluarkan darah dari rongga mulut dan hidung. juga kaki tangan anak nya juga membiru seperti bekas pukulan dan pecah pembuluh darahnya,
" Kami tidak percaya anak saya Susi meninggal karena angin duduk, karena pada tubuh jenazah anak saya
dipenuhi luka lebam dan bengkak diwajah, mengeluarkan darah dari rongga mulut dan hidung. juga kaki tangan anak nya juga membiru seperti bekas pukulan dan pecah pembuluh darahnya " Jelas Arfinsyah.
Dikatakannya, atas kejanggalan yang dialami jenazah anaknya (korban Susi), pihaknya yaitu dirinya bersama Litra (Kakak korban) dan Novra (Paman korban) langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Muara Enim pada malam, pada Sabtu pukul 21:00 WIB guna membuat Laporan.
Namun, Novra dari pihak keluarga korban menyesalkan karena pihak kepolisian Polres Muara Enim tidak memberikan bukti LP (Laporan polisi) kepada keluarga korban. Dan mereka dari keluarga korban hanya dikasih surat rujukan, visum agar bisa di lakukan Visum ke RS Lahat.
“Kami tidak dikasih surat LP oleh Polres Muara Enim pak, hanya surat rujukan Visum yang mereka berikan, ” ungkap Novra didampingi Litra Keluarga korban kepada awak media
“Memang tadi malam pihak polres Muara Enim dan Anggota Polsek Rambang Niru beserta Satreskrim Polres Lahat sempat mendatangi rumah duka dan sempat mengantarkan jenazah Susi ke RSUD Lahat untuk di Visum. Namun, Pihak kepolisian tidak memberi tahu hasil Visum kepada keluarga kami, ” Kata Novra.
“Polisi hanya menerangkan untuk lebih detail mengetahui sebab kematian Susi, korban harus menjalani Otopsi di Palembang dan biaya dari proses otopsi itu mahal, itu semua harus di tanggung oleh keluarga korban, ” ujar Novra
Mengingat kondisi ekonomi keluarga korban yang serba kekurangan tak mampu menanggung biaya otopsi. Lanjutnya, Polisi menyarankan kepada kami, (pihak keluarga korban) untuk menandatangani surat pernyataan bahwa Keluarga korban tidak untuk dilakukan otopsi.
Mengetahui hal tersebut, adik korban yang paling bungsu (Novri) merasa ada yang janggal dalam surat pernyataan tersebut. Bahwa, belum ada keterangan tulisan sama sekali dalam surat kertas yang di sodorkan oleh polisi dan telah di tandatangani di atas materai oleh ayahnya (Arfinsyah) berdasarkan saran dari kepolisian.
“Polisi hanya menerangkan kalo otopsi biayanya besar pak, dan itu merepotkan nantinya tubuh jenazah akan di bedah atau di potong-potong hingga menyuruh bapak menandatangani surat pernyataan diatas materai, namun bunyi dari surat tersebut juga kami tidak tahu, tiba-tiba bapak disuruh tanda tangan karena kondisi sedang panik, akhirnya bapak menandatanganinya, ” kata Novri.
“Kami juga mau menuntut otopsi tidak punya biaya pak , Pihak polisi juga tidak memberikan kami arsip salinan dari surat pernyataan tersebut, hanya ada surat medik dari RS. AR. Bunda Kota Prabumulih yang sempat merawat jenazah Susi. Menurut polisi, surat itu hanya menyatakan bahwa almarhum tidak terjangkit Virus Corona, ” ujar Novri adik korban.
Sementara itu, Kapolsek Rambang Niru AKP Apriansyah.SH.Msi saat di konfirmasi melalui kontaknya mengatakan, peristiwa yang terjadi di oleh almarhum Susi berdasarkan keterangan saudara Boki Erawan dimana ada indikasi diduga korban Susi meninggal dunia karena Over Dosis obat-obatan.
“Menurut keterangan Boki Erawan, bahwa dirinya sudah menikah siri dengan korban Susi sejak sebulan yang lalu. Dan Pihak keluarga Susi telah menandatangani surat pernyataan untuk tidak melakukan otopsi, bahkan anggota kami telah menyantuni Keluarga korban sebesar Rp. 500.000
untuk membantu proses pemakaman, ” terang Kapolsek Rambang Niru.
“Kapolsek juga mengatakan kalau kasus ini masih dalam penyelidikan dari sat Reskrim Polres Muara Enim, Dimohon semua pihak untuk memberikan waktu Polres Muara Enim untuk mengungkapnya, ” ujar Kapolsek Rambang niru, AKP Apriansyah.
Sedangkan terkait meninggalnya Susi Kandaw ini, Kepala Divisi Hukum Lembaga Aliansi Indonesia Badan Peneliti Aset Negara (LAI – BPAN) Sumsel ” natan ” waktu diminta tanggapannya, dia berpendapat bahwa kematian susi diduga keras dibunuh, bila dilihat dari sudut pandang sosiologi kriminologi.
Dia juga meminta kepada penegak hukum Polres Muara Enim untuk mengusut kasus ini, karena keluarga korban sudah berupaya melapor.
” Kami meminta kepada Kapolsek Rambang dan juga Kapolres Muara Enim untuk mengusut tuntas dugaan kasus pembunuhan ini. Pihak Kepolisian harus melakukan otopsi untuk mengungkap kematian almarhumah Susi,.” Pungkasnya. (Tim)
COMMENTS