Jepara, RN Para nelayan kecil / nelayan tradisional belakangan ini mengeluhkan kesulitan yang dialami untuk mendapatkan hasil tangkapan...
Jepara, RN
Para nelayan kecil / nelayan tradisional belakangan ini mengeluhkan kesulitan yang dialami untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan karena jauh dari yang diharapkan. Namun demi tanggungjawab dan rasa cinta kepada keluarga ,para nelayan kecil tetap terus berjuang tanpa kenal lelah dan putus asa. Selain sulitnya mendapatkan hasil tangkapan, nelayan kecil juga sulit mendapatkan bahan bakar ( solar) bersubsidi, dan harus memiliki surat ijin dari pemerintah desa, kecamatan dan ke pada kepolisian untuk dapat membeli bbm bersubsidi.Dengan hasil tangkapan yang tidak memadai yang disebabkan diantaranya karena adanya semakin banyaknya nelayan menengah keatas yang menggunakan alat tangkap modern sehingga terjadi penangkapan ikan yang berlebihan ( overfishing ).
Selain itu juga disebabkan oleh adanya limbah pabrik- pabrik besar di Jepara yang mengalir ke laut. Karena itulah banyak nelayan kecil yang terpaksa pergi mencari ikan ke daerah lain, seperti daerah Demak, Semarang bahkan ke pulau Karimun Jawa.
Merespon hal ini , awak media RN bersilahturahmi kepada ketua Forum Nelayan (FORNEL) Jepara sdr Sholikul untuk mencari titik terang dari masalah ini.Beliau menerangkan memang beginilah adanya keadaan nelayan kecil 2 tahun terakhir ini.kalau dulu ada beberapa bantuan melalui Fornel kepada para nelayan seperti bantuan hibah jaring,bantuan kemanusiaan jika nelayan sedang mengalami musibah atau kecelakaan kerja dilaut dsb , namun 2 tahun terakhir ini tidak ada bantuan untuk nelayan kecil melalui Fornel. Saya juga tidak tahu mengapa demikian,sedangkan seperti biasa proposal juga sudah di serahkan kepada pemerintah melalui dinas terkait,dan juga kepada PLTU yang biasanya membantu para nelayan tapi sekarang tidak ada respon lagi," ungkapnya.
Pertanyaannya 2 tahun terakhir ini kemana larinya bantuan - bantuan yang selam ini diberikan? Atau karena adanya kelompok nelayan yang baru PKNJU (Persatuan Kelompok Nelayan Jepara Utara ) sehingga terjadi kekisruhan ini membuat para nelayan kecil menjadi tumbal,terbukti dari pemberian bantuan masa paceklik setiap tahun yang biasanya mendapatkan 5 kg beras tapi tahun ini hanya dapat 2,5 kg beras per keluarga. Ironis dan sangat memprihatinkan apalagi berbarengan dengan masa pademi corona- 19 ini dimana hampir semua orang terdampak dan mengalami kesulitan ekonomi.
RN berharap pemerintah / negara hadir untuk melindungi dan memberdayakan para nelayan tradisional demi terwujudnya kehidupan yang sejahtera sesuai dengan UU no.7 tahun 2016. Dan menghimbau agar pemerintah untuk memperbaiki organisasi Nelayan di Jepara menjadi satu pintu untuk menghidari terjadinya carut marut yang mengakibatkan nelayan kecil jadi korban atau tumbal.Bahkan penting juga jika pihak kepolisian perlu menelusuri harta kekayaan milik ketua organisasi nelayan PKNJU yang baru seumur jagung berdiri. Jangan sampai tahun- tahun yang akan datang nasib nelayan kecil semakin kelam karena oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi dan kroninya dengan mengorbankan pihak lain. Bersambung...( Yoel ,Bareta S ).
Para nelayan kecil / nelayan tradisional belakangan ini mengeluhkan kesulitan yang dialami untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan karena jauh dari yang diharapkan. Namun demi tanggungjawab dan rasa cinta kepada keluarga ,para nelayan kecil tetap terus berjuang tanpa kenal lelah dan putus asa. Selain sulitnya mendapatkan hasil tangkapan, nelayan kecil juga sulit mendapatkan bahan bakar ( solar) bersubsidi, dan harus memiliki surat ijin dari pemerintah desa, kecamatan dan ke pada kepolisian untuk dapat membeli bbm bersubsidi.Dengan hasil tangkapan yang tidak memadai yang disebabkan diantaranya karena adanya semakin banyaknya nelayan menengah keatas yang menggunakan alat tangkap modern sehingga terjadi penangkapan ikan yang berlebihan ( overfishing ).
Selain itu juga disebabkan oleh adanya limbah pabrik- pabrik besar di Jepara yang mengalir ke laut. Karena itulah banyak nelayan kecil yang terpaksa pergi mencari ikan ke daerah lain, seperti daerah Demak, Semarang bahkan ke pulau Karimun Jawa.
Merespon hal ini , awak media RN bersilahturahmi kepada ketua Forum Nelayan (FORNEL) Jepara sdr Sholikul untuk mencari titik terang dari masalah ini.Beliau menerangkan memang beginilah adanya keadaan nelayan kecil 2 tahun terakhir ini.kalau dulu ada beberapa bantuan melalui Fornel kepada para nelayan seperti bantuan hibah jaring,bantuan kemanusiaan jika nelayan sedang mengalami musibah atau kecelakaan kerja dilaut dsb , namun 2 tahun terakhir ini tidak ada bantuan untuk nelayan kecil melalui Fornel. Saya juga tidak tahu mengapa demikian,sedangkan seperti biasa proposal juga sudah di serahkan kepada pemerintah melalui dinas terkait,dan juga kepada PLTU yang biasanya membantu para nelayan tapi sekarang tidak ada respon lagi," ungkapnya.
Pertanyaannya 2 tahun terakhir ini kemana larinya bantuan - bantuan yang selam ini diberikan? Atau karena adanya kelompok nelayan yang baru PKNJU (Persatuan Kelompok Nelayan Jepara Utara ) sehingga terjadi kekisruhan ini membuat para nelayan kecil menjadi tumbal,terbukti dari pemberian bantuan masa paceklik setiap tahun yang biasanya mendapatkan 5 kg beras tapi tahun ini hanya dapat 2,5 kg beras per keluarga. Ironis dan sangat memprihatinkan apalagi berbarengan dengan masa pademi corona- 19 ini dimana hampir semua orang terdampak dan mengalami kesulitan ekonomi.
RN berharap pemerintah / negara hadir untuk melindungi dan memberdayakan para nelayan tradisional demi terwujudnya kehidupan yang sejahtera sesuai dengan UU no.7 tahun 2016. Dan menghimbau agar pemerintah untuk memperbaiki organisasi Nelayan di Jepara menjadi satu pintu untuk menghidari terjadinya carut marut yang mengakibatkan nelayan kecil jadi korban atau tumbal.Bahkan penting juga jika pihak kepolisian perlu menelusuri harta kekayaan milik ketua organisasi nelayan PKNJU yang baru seumur jagung berdiri. Jangan sampai tahun- tahun yang akan datang nasib nelayan kecil semakin kelam karena oknum yang hanya mencari keuntungan pribadi dan kroninya dengan mengorbankan pihak lain. Bersambung...( Yoel ,Bareta S ).
COMMENTS