RAPIHNYA MAFIA BPJS SEHINGGA SULIT DIUNGKAP

Majalengka, RN  Pemerintah Pusat begitu peduli dengan kesehatan masyarakat yang ada di bumi tercinta Republik Indonesia dengan diluncurkanny...

Majalengka, RN 

Pemerintah Pusat begitu peduli dengan kesehatan masyarakat yang ada di bumi tercinta Republik Indonesia dengan diluncurkannya kartu Indonesia Sehat hal itu agar semua masyarakat mendapatkan layanan kesehatan secara baik  dalam hal ini BPJS terbagi dari dua ada BPJS yang diberi dari pemerintahan pusat  ( APBN ) yang ditanggung oleh kepemerintahan pusat itu sendiri , ada juga kartu BPJS yang ditanggung oleh Pemerintahan Daerah ( APBD ) itu Pemerintahan Daerah  yang membayar dan ada BPJS Mandiri yang mana masyarakat itu sendiri yang membayar sesuai pengajuan tergantung kemampuan masyarakat itu sendiri baik kelas I , kelas II dan kelas III  . Namun kenyataan dilapangan lain dimana masyarakat mengajukan atau ingin memiliki kartu BPJS Gratis yang APBD harus membayar seperti yang dialami oleh Susana Alamanda alamat Dusun II. Rt. 001 / 001. Desa Pagandon. Kecamatan Kadipaten kabupaten Majalengka dimintai uang sebersar Rp. 600.000.-  oleh saudari Ai warga karang sambung namun sudah Delapan bulan kartu BPJS tidak muncul - muncul juga ditempat terpisah Ana Rohana warga babakan cikempar Rt.007 / 005 . Desa / kecamatan Kadipaten ini kartu BPJS Mandirinya hilang Ana Rohana ini mengalami kecelakaan dan hedak berobat keluarga mecari - cari BPJS mandiri tersebut tidak ketemu dan ketemulah dengan A , ( mantan kadus desa pagandon ) warga Dukuhwarung desa pagandon kecamatan kadipaten kabupaten majalengka , mantan kadus pagandon ini bilang gampang nanti diurus dari pengakuan keluarga saat dimintai keterangan lewat vidio dimintai uang oleh mantan kadus pagandon tersebut Rp. 1.000.000.- untuk memunculkan kembali BPJS mandirinya dan terbukti jangka dua hari BPJS mandiri tersebut diterima dan ada korban lagi yang bernama YOYOH warga dukuh bitung walau sudah mengadu langsung ke kantor BPJS majalengka menjelaskan bawa dirinya dipaksa oleh seseorang berinisial E warga jatiraga yang kesehariannya suka berada dilingkungan kantor BPJS majalengka meminjamkan BPJS mandiri milik Yoyoh untuk berobat kerumah sakit cideres  Yoyoh dengan rasa ketakutan bilang ama E , jangan ...jangan tidak mau nanti jadi masalah Yoyoh terpasa memberikan kartu BPJS mandirinya untuk seseorang yang sakit namun yang jadi pertanyaan ko bisa lolos BPJS mandiri punya orang lain dipakai untuk berobat dirumah sakit cideres dan orang yang berobat memakai BPJS mandiri YOYOH meninggal , lalu YOYOH meminta BPJS mandirinya ternyata tidak dikembalikan Yoyoh beberapa saat datang ke kantor BPJS majalengka bertemu langsung dengan fita salah satu pengurus dikantor BPJS majalengka Yoyoh nenceritakan kronologisnya / jalan ceritanya saat itu fita baik akan diurus akan tetapi beberapa minggu kemudian menanyakan kembali ke kantor BPJS majalengka namun hanya bisa diterima oleh Suparmin SATPAM dan apa hasilnya kata Fita dari pusatnya belum diproses / ada jawaban " ucap parmin " saat itu.

Nah kenapa BPJS sebenarnya harus proaktiv dengan memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat bukan sebaliknya ada uang baru dilayani segera walau hanya lewat wa , sms atau tlp . Semoga pihak penegak Hukum bantu memberantas oknum - oknum mafia - mafia BPJS agar masyarakat tidak jadi korbannya.

Yessy Yehezkiel Timotius Pande Iroot . STh., M. Div