Nenek Berusia 64 Tahun Dipungli Rp.200 Ribu, Ketua RT : Dana KPM Berakhir Ditangan Sekdes

Pandeglang, RN Seorang nenek berusia 64 Tahun warga Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang terdaftar sebagai keluarga ...

Pandeglang, RN

Seorang nenek berusia 64 Tahun warga Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang terdaftar sebagai keluarga penerima manfaat bantuan sosial (KPM-Bansos) mengaku diminta uang oleh pengurus program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp. 200.000,-.

Nenek Jasinah warga Kp. Cimandahan RT 01 RW 04 menyampaikan setelah mendapatkan uang bansos didatangi dan dimintai uang oleh pengurus PKH. 

"Saentosna pembagian uang PKH di Kantor Desa, sore na abdi di datangan ku pengurus PKH anu ngajukeun eta ngarana Irwan. Abdi menang duit PKH Rp 1.200.000,-  dipenta Rp.200.000,- ku Irwan sebagai RT di Kp. Cimandahan. Urang mah nyekel duit Rp 1 juta doang buled kudu namah Rp. 1.200.000,- Abdi mah meunang PKH geh ngagantikeun salaki ngarana Pak Sakum (74) teu bisa datang ka desa lantaran lolong jeung hese lempangna kudu make iteuk. Artos anu Rp. 1 juta dipake meser pangabutuh, sabenerna mah teu ikhlas tapi akhir namah kumaha nu ngajukeun bae," ungkap Jasinah dalam bahasa Sunda ke media dikediamannya di Kp. Kopo Cimandahan, Jumat (3/5/24). 

(Sesudah pembagian uang PKH di Kantor Desa, sorenya saya didatangi oleh pengurus PKH yang mengajukan namanya Irwan. Saya dapat uang Rp.1.200.000,-  diminta Rp.200.000,- oleh Irwan sebagai RT Kp. Cimandahan. Saya pegang uang Rp.1 juta doang bulat seharusnya Rp.1.200.000,- . Saya dapat PKH menggantikan suami namanya Pak Sakum (74) tidak bisa datang ke Desa karena tidak bisa jelas melihat dan sulit jalan kakinya harus pakai tongkat. Uang Rp 1 juta digunakan untuk belanja kebutuhan, sebetulnya saya gak ikhlas tetapi akhirnya bagaimana yang mengajukan saja).

Terpisah, Wawan Ketua RT 05/04 Kp. Cimandahan tidak mengetahui soal adanya pungutan PKH. "Jumlah KPM PKH di lingkungan RT 05/04 ada 4 orang PKH lansia tetapi kalau saya tidak mengetahui adanya pungutan pada program PKH, yang biasa mengurus hal tersebut adalah Pak Irwan sebagai Pendamping PKH di Desa Waringinjaya juga sebagai Ketua RT 01/04 juga sebagai Satpam di PT Pokphand,"jelas Wawan. 

Sementara, Irwan saat dikonfirmasi tidak membantah soal adanya pungutan dari program PKH. "memang saya disebut oleh warga sebagai pendamping PKH di Desa Waringinjaya tetapi bukan dari Dinsos Pandeglang, saya hanya sebagai Satpam di PT Pokphand. Pendamping PKH sebenarnya adalah Ibu Ijah, saya hanya sebagai Ketua Kelompok yang membantu ibu Ijah. Jumlah penerima bansos PKH dan BPNT di Desa Waringinjaya ada 700 lebih sedangkan untuk pegangan saya cuma 47 KPM, terus ada lagi dibawah, namanya Wati, dan ketua kelompok lainnya dengan total ada 10 Ketua kelompok PKH," terangnya Irwan saat dikonfirmasi di ruang tunggu Satpam PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Farm Cigeulis di Desa Waringinjaya.

Saat ditanya benarkah Pak Irwan sebagai RT melakukan pungutan Program PKH ? Irwan menyampaikan bahwa itu adalah kebijakan dari warga untuk merokok pak RT terus mungkin buat sama yang lain juga, saya tidak pernah memaksa langsung dengan nominal sekian sekian karena saya juga tahu nilainya sudah tercantum pada barcode, memang saya datang langsung kerumah KPM karena disuruh oleh yang mendapatkan program, itu suruhan mereka," kilahnya. 

Irwan Ketua RT menjelaskan bahwa dari total 47 orang KPM hasil pungutannya berjumlah Rp.2 juta sudah saya serahkan kepada Pak Carik (Sekdes) Suhendar alias Pele. Kegiatan pungutan ini sudah berlangsung lama tetapi untuk RT Wawan hanya nangani BPNT saja," pungkasnya. 

Sebagai informasi : Sekertaris Desa Waringinjaya Suhendar saat dikonfirmasi melalui WhatsApp tidak menjawab. *(Wan).