SUMEDANG, RN Srikandi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Barat rasanya layak disematkan pada Dra.Elis Herawati, M.Pd. Pasalnya, ia saat i...
SUMEDANG, RN
Srikandi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Barat rasanya layak disematkan pada Dra.Elis Herawati, M.Pd. Pasalnya, ia saat ini tengah dipercaya menjabat Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Wilayah Pasundan ini.
Kepercayaan tersebut sangat pantas. Pasalnya, menurut pandangan para kepala SMK, Elis adalah perempuan berdedikasi dan memiliki etos kerja luar biasa dalam memajukan dunia pendidikan. Khususnya, menggerakan para kepala SMK di Jawa Barat agar menjadi manager handal yang mampu mengelola sekolah dan meningkatkan kompetensi para staf pendidiknya untuk terus relevan dengan kompetensi yang digunakan dan dibutuhkan industri dan dunia kerja.
Sementara, saat ditemui di ruang kerjanya, Elis mengaku, posisinya sebagai Ketua MKKS SMK Jabar adalah amanah yang mesti dijalankan dengan penuh rasa tanggungjawab. Untuk itu, ia tidak pernah setengah-setengah dalam menjalankan tugas. Selalu all out demi kepentingan dan kemajuan SMK di tanah Pasundan.
Sebagai contoh, Elis kerap mendukung penuh setiap program Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK). Karena, ia paham betul seluruh program kerja PSMK sangat bersentuhan dengan pengembangan kelompok kerja kepala sekolah agar efektif sebagai forum komunikasi, konsultasi dan kerjasama kekeluargaan kepala sekolah guna meningkatkan optimalisasi layanan dan prestasi serta mutu pendidikan SMK.
Tak hanya itu, PSMK juga selalu mencoba memperluas wawasan dan pengetahuan kepala sekolah dalam upaya membangun sekolah yang efektif dalam kontek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) era otonomi daerah. Dan, meningkatkan mutu pendidikan dalam suasana kondusif dengan meningkatkan kinerja kepala sekolah sebagai ujung tombak terjadinya perubahan pendidikan SMK.
"Karena program PSMK sangat beririsan dengan program kerja MKKS Jawa Barat, maka sudah seharusnya kami selalu mendukung penuh segenap program-programnya. Intinya, kami selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi para kepala sekolah, sehingga mereka mampu berinovasi atau menciptakan hal-hal baru dalam pengembangan sekolah yang dipimpinnya," jelas Elis, saat ditemui di ruangan kerjanya.
Selain mendukung program PSMK, lanjut Elis, MKKS Jabar juga seringkali melakukam sharing dengan kelompok kerja sekolah yang berada di wilayah lain.
"Kita juga sering berkomunikasi atau sharing dengan MKKS di luar Jawa Barat. Diantaranya, membahas pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan dengan menggunakan instrument akreditasi sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sekolah, mengembangkan sistem evaluasi terhadap pelaksanaan manajeman sekolah," terangnya.
Inovasi SMKN 2 Sumedang
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan persyaratan dunia kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Maka, semenjak dipercaya menahkodai SMKN 2 Sumedang, Elis mengaku langsung memikirkan cara agar bisa berkontribusi dan memberikan dampak positif bagi sekolah. Tujuan dari pikiran sederhananya ini untuk menjadikan sekolah tak lagi kekurangan, sehingga mutu pendidikan yang diharapkan siswa, guru dan orang tua siswa bisa diwujudkan dengan kepemimpinannya.
Tak heran, saat pertama kali ditugaskan di SMKN 2 Sumedang, hal pertama yang jadi prioritas Elis adalah SDM dan sarana prasarana. Salah satunya, etalase sekolah yang harus nyaman bagi para tamu.
"Makanya, langkah awal yang saya benahi adalah lobi sekolah. Agar siapapun tamu yang ingin mendapatkan informasi dari SMKN 2 Sumedang benar-benar merasa nyaman. Kenyamanan juga tentu harus bisa dirasakan oleh siswa dan para guru," beber Elis.
Saat disinggung soal jurusan yang ada di SMKN 2 Sumedang, dengan antusias Elis menjabarkan, sekolahnya memiliki empat kompetensi keahlian. Yakni, Akutansi, Otomatisasi dan Tata kelola Perkantoran (OTKP), Bisnis Daring dan Pemasaran (BDB), dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
"Saat pertama kali tugas, saya tak melihat kekurangan dari empat kompetensi ini, hanya saja belum optimal. Untuk itu, menjadi kewajiban saya untuk mengoptimalkannya," terang Elis.
"Misal, masalah SDM. Saya kira telah bekerja sesuai bidangnya masing-masing, tapi belum ada target jelas. Jika bekerja tanpa target, tentu tak akan bisa mengukur hasil yang hendak dicapai," imbuhnya.
Kendati demikian, SDM SMKN 2 Sumedang sudah baik, tinggal mengarahkan saja. Terbukti, setelah digerakan Elis, segenap SDM yang ada langsung mampu bekerja dengan baik.
Tak hanya SDM, Elis juga serius menangani sarana prasarana. Perempuan yang memiliki prinsip "Tidak hanya memberi contoh, tapi harus bisa menjadi contoh ini" sedikit demi sedikit mulai membenahi soal ini. Tujuannya, sarana prasarana yang dibutuhkan bisa terpenuhi guna menghasilkan kualitas peserta didik lebih unggul.
Optimalkan Program Ekstrakulikuler
Selain memiliki empat kompetensi, SMKN 2 Sumedang juga coba mengoptimalkan program ekstrakulikuler yang sarana parasarananya tersedia. Program ini bertujuan untuk menunjang keterampilan dan bisa membekali siswa di luar latar belakang komptensi. Sebut saja, tata rias, tata boga, fotografer, dan menjahit.
"Untuk Tata rias, saya lihat peralatannya sudah lengkap layaknya salon kecantikan. Guna lebih mengoptimalkannya kita terus membenahi dan mengatur agar bisa mendatangkan guru tamu dari luar atau bekerjasama dengan IWAPI," paparnya.
Misal, siswa jurusan Akutansi tak hanya menguasai soal hitung-hitungan, tapi memiliki keahlian bidang tata rias. Dengan keahlian ini, siswa bersangkutan setidaknya bisa merias untuk temannya atau tetangganya yang mau undangan, dan lain sebagainya.
"Tujuan akhir kami, dengan memiliki keahlian para siswa bisa memiliki kerja sampingan dan nilai tambah sehingga tak terjebak dalam lingkaran pengangguran," jelasnya.
Sementara saat bicara peningkatan mutu pendidikan, hal pertama yang dilakukan Elis adalah meningkatkan SDM. Setidaknya ada tiga poin yang dibenahi. Pertama, kompetensi guru, kedua membenahi dan melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan, dan terakhir adalah kolaborasi antar mata pelajaran. Artinya, siswa tak hanya belajar teori, tapi aplikatif. Misal, dalam Bisnis Center, SMKN 2 Sumedang bekerjasama dengan Alfamart, sehingga ketika praktik, para siswa layaknya di Alfamart sesungguhnya.
Untuk bidang wirausaha, SMKN 2 Sumedang juga coba meningkatkan kemampuan anak tentang cara berwirausaha dengan cara mendirikan warung kewirausahaan. Praktiknya, para siswa secara bergilir memasok makanan yang dijual kepada teman-temannya. Mereka juga secara bergilir menjadi tukang warung, seperti jadi jadi reseller, kasir dan lain sebagainya.
Tujuan program tersebut agar lulusan SMKN 2 Sumedang tidak menjadi pengangguran. Mereka bisa bekerja sesuai dengan latar belakang kompetensi dan bisa memanfaatkan ilmu dari program ekstrakulikuler yang pernah diikuti.
Para siswa SMKN 2 Sumedang juga diberi keterampilan pelajaran IPAS. Dalam pelajaran ini para siswa bakal mampu menghasilkan suatu produk. Misal, membuat sabun cair cuci tangan, cuci piring dan lain sebagainya.
"Nah, ketika mereka lulus, setidaknya bisa menghasilkan suatu produk yang bisa dijual meski dengan modal kecil," pungkas Elis. (ARIS )
COMMENTS