Seorang Ibu Bayangkari, Meninggal Dunia, Di Duga Akibat Malpraktek Saat Operasi Cesar Di RS Kasih Fatimah Kotamobagu.

SULUT(KOTAMOBAGU), RN  Seorang ibu Bayangkari Di Lingkup Polres Kotamobagu, berinisial NG (19 th) diduga menjadi korban malpraktek operasi C...

SULUT(KOTAMOBAGU), RN 

Seorang ibu Bayangkari Di Lingkup Polres Kotamobagu, berinisial NG (19 th) diduga menjadi korban malpraktek operasi Caesar di RS Kasih Fatimah di Kotamobagu yang menyebabkan pasien meninggal dunia.

Hasil penelusuran awak media ini, Menurut keterangan suami korban Mohamad Arifin,Anggota Intel Polres Kotamobagu," Kronologi kejadian bermula pada hari Senin tanggal 2 desember 2024 keluarga membawa Korban ke rumah sakit Kasih Fatimah untuk melahirkan anak pertama melalui Operasi Cesar.Setelah menyelesaikan proses administrasi sekitar pukul 22.00 WITA, Pasien langsung mendapatkan penanganan medis oleh dokter kandungan,' masuk ke Ruang operasi.

Kurang lebih 15 menit kemudian, Operasi Caesar selesai dan dokter langsung menghubungi keluarga korban bahwa proses operasi sudah selesai.

Namun, ditengah suka cita keluarga pasien karena proses operasi Caesar berhasil dan dengan kehadiran buah hati pasangan yang tergolong baru ini, Keluarga dikejutkan dengan informasi dari dokter bahwa operasi Caesar bukan hanya mengangkat bayi tetapi juga di lakukan operasi kista. Padahal sejak melakukan kontrol ke dokter spesialis,beberapa kali Tak pernah terdeteksi bahwa ada kista di tubuh pasien.

Lima hari dirawat di rumah sakit tepatnya tanggal 7 februari 2024, dokter mengijinkan pasien untuk pulang ke rumah karena kondisi ibu dan bayi sudah stabil.

10 hari pasca operasi, Kondisi pasien tak mengalami Kendala apapun, Namun tiba tiba pasien mengeluhkan kondisi badannya yang mulai lemas, sakit bagian belakang dan tidak bisa makan.

Oleh keluarga, Pasien di bawa ke rumah sakit Pobundayan untuk mendapatkan perawatan medis selama satu Minggu.

Hanya berselang dua hari setelah pulang dari rumah sakit Pobundayan, Pasien tiba tiba drof dan saat itu juga keluarha langsung membawa pasien kerumah sakit Monompia namun oleh dokter langsung memberikan rujukan ke rumah sakit siloam Manado.

Sesampainya di RS Siloam, Pasien langsung ditangani Empat dokter spesialis termasuk dokter kandungan dan direktur RS Siloam Sendiri" intens melakukan penanganan dengan sangat teliti. 

Diagnosa dokter spesialis Siloam, telah terjadi penumpukan nanah di bagian belakang sampai menyebar ke perut,Usus dan Organ lainnya ,sehingga tim dokter menyimpulkan harus di lakukan oprasi ,' sehingga keesokan harinya  pasien dioperasi untuk membersihkan nanah di bagian perut karena sudah terjadi infeksi berat,

Tiga hari kemudian pasca operasi direktur RS Siloam bersama lima dokter ahli mengadakan Meeting di Arya duta bersama suami dan kedua orang tua pasien. Dan dari keterangan dokter mereka tak menemukan Ovarium bagian kanan pasien yang tersisa hanya ovarium bagian kiri.

Pasca operasi, Kondisi pasien semakin kritis hingga pada tanggal 3 Februari 2025 sekitar pukul 01.17 WITA Pasien meninggal dunia dirumah sakit Siloam Manado, " Ujar, Suami," Mohamad Arifin,,dalam keterangannya.

Kepergian almarhumah meninggalkan duka mendalam bagi keluarga terutama kedua orang tua,S Gomba dan Ibu Risna Juga suaminya.Mohamad Arifin Namun lepas dari kepergian almarhumah menghadap ke sang khalik Keluarga berkeyakinan ada kejanggalan yang di lakukan oleh dokter kandungan di RS Kadih Fatimah.

" Bukannya tak ikhlas atas kepergian istri saya, Tapi saya merasa proses operasi Caesar yang di lakukan dokter kandungan di RS Kasih Fatimah ada kejanggalan.

Yang pertama, Kenapa proses operasi Caesar dan pengangkatan kista hanya butuh waktu 15 menit tak seperti pada umumnya yang membutuhkan waktu hampir satu jam.

Kemudian saya juga keberatan karena saat melakukan operasi kista keluarga tidak diberitahukan nanti selesai operasi lalu kami di beritahu, yang lebih janggal lagi hampir tiap bulan saya dan istri melakukan kontrol kandungan kepada dokter spesialis dan tidak pernah di temukan kista,di dalam kandungan," Kenapa tiba tiba dokter di RS Kasih Fatimah katakan ada kista yang diangkat di tubuh istri saya.

Selaku suami dan keluarga, akan menelusuri dan menempuh jalur Hukum atas kasus ini, " Tutupnya dengan nada sedih.

Direktur Utama RS Kasih Fatimah Sitty Korompot saat dikonfirmasi lewat WhatsApp tak merespon meski dalam keadaan aktif. Namun upaya konfirmasi akan terus di upayakan.

( Hasan )