Prof. Dr. Haris Athur Hedar, SH.,MH Pimpin Ikatan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Jayabaya

Jakarta, RN Pada Jumat 19 September 2025, menjadi momentum bersejarah bagi keluarga besar Universitas Jayabaya yang resmi kukuhkan Pengurus ...

Jakarta, RN

Pada Jumat 19 September 2025, menjadi momentum bersejarah bagi keluarga besar Universitas Jayabaya yang resmi kukuhkan Pengurus Ikatan Alumni Doktor Hukum (IADIH) Jayabaya dengan Ketua Umum Prof. Dr. Haris Athur Hedar, SH, MH yang bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. 

Hampir 400 alumni doktor hukum hadir dalam acara tersebut, bersama para tokoh pemerintahan dan anggota DPR RI Komisi III yang juga merupakan alumni Jayabaya. Kehadiran Rektor Universitas Jayabaya, Prof. Dr. Fauzi Hasibuan, SH, MH, beserta Ketua Yayasan Universitas Jayabaya, drg. H. Mustar Bonaventura, M.M., semakin menegaskan kuatnya ikatan intelektual dan emosional yang telah terjalin di antara para alumni.

Dalam kesempatan ini, Dr. Dedy DJ ,Amd, SE,SH, MH, bersama AKBP Dr. Agung Wibowo,SH,MH,  Dr. Tasrif Saleh,SH, MH, Dr. Suvinah, SH, MH , Mkn , Dr. Marlas, SH, MH , Verrie Hendri,SH, MH, Mkn dan Dr. Netty Rosdiana Siagian, SH, MH, MM. adalah Team Perumus Berdirinya Ikatan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Jayabaya (IADIH Jayabaya)*, menyampaikan ucapan selamat sekaligus apresiasi atas terbentuknya kepengurusan IADIH. Harapan sederhana namun penuh makna terucap: agar ilmu, pengalaman, dan dedikasi para alumni doktor ilmu hukum dapat menjadi penopang negara dalam membangun sistem hukum yang berkeadilan dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang diamanatkan oleh para bapak pendiri bangsa.

Dr. Dedy DJ juga menegaskan:

“Ilmu hukum bukanlah menara gading yang jauh dari rakyat, melainkan jembatan yang menghubungkan keadilan dengan kehidupan nyata. Tugas kita sebagai alumni doktor ilmu hukum adalah memastikan hukum hadir tidak hanya di atas kertas, tetapi hidup di tengah-tengah masyarakat. IADIH Jayabaya harus menjadi wadah yang menjaga nurani hukum, membela yang lemah, dan memastikan hukum bekerja untuk keadilan, bukan sekedar  kekuasaan.” atau Hukum

hanya menjadi alat bagi penguasa.

Sejatinya, pengukuhan IADIH bukan sekadar seremoni kelembagaan. Ia adalah perwujudan dari ikatan yang mengakar: bahwa ilmu tidak berhenti di ruang kuliah, melainkan harus hidup di tengah masyarakat. Setiap pasal, teori, dan gagasan hukum mengandung tanggung jawab moral untuk menjadikannya cahaya bagi bangsa.

Universitas Jayabaya adalah rumah ilmu yang melahirkan generasi pejuang intelektual. Para alumninya telah, sedang, dan akan terus berkiprah di berbagai bidang kehidupan-pemerintahan, penegakan hukum, akademisi, maupun masyarakat luas. Dengan berdirinya IADIH, rumah besar ini semakin kokoh, sebab persatuan alumni bukan hanya sebatas ikatan emosional, tetapi juga ikatan tanggung jawab kebangsaan.

Marcus Tullius Cicero seorang Filsuf romawi pernah berkata: 

"bahwa sejarah adalah guru kehidupan, yang menunjukkan pentingnya pelajaran dari masa lalu."

Kehadiran IADIH Jayabaya adalah "SEJARAH" bukan sekadar menambah daftar organisasi, melainkan memperkuat simpul-simpul kebangsaan, mengisi ruang hukum dengan akal sehat, nurani, dan keadilan sosial dan berdirinya IADIH akan dicatat sebagai sejarah   dalam dunia hukum.

Pengukuhan IADIH Jayabaya di Hotel Borobudur hari ini adalah penanda: bahwa ilmu hukum bukan hanya tentang teks, melainkan tentang praksis; bukan sekadar logika, tetapi nurani; dan bukan sekadar individu, tetapi kebersamaan untuk membangun bangsa.

Semoga dengan berdirinya IADIH Jayabaya menjadi mata air keilmuan dibidang hukum yang tak pernah kering, tempat seluruh alumni doktor ilmu hukum kembali untuk meneguhkan jati diri, berkiprah dan akan mencatat sejarah dalam berbangsa dan bernegara. *(Wan/DJ).