Penguatan Pendidikan Karakter Di Purwakarta Sejak Awal Kepemimpinan Dedi Mulyadi

Purwakarta RN. Pendidikan penguatan karakter (PPK) di nilai sangat penting, dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguata...

Purwakarta RN.
Pendidikan penguatan karakter (PPK) di nilai sangat penting, dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Atas dasar tersebut, pada 6 September 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017.

Purwakarta di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi, penguatan pendidikan karakter di selenggarakan sejak pertama Dedi Mulyadi menjabat sebagai Bupati tahun 2008, secara tekhnis sudah di terapkan sejak tahun 2013, hanya secara legal di perbupkan pada tahun 2015 dengan perbup no.69 Tahun 2015.

Model pendidikan karakter di Purwakarta di kemas dalam lima hari belajar dari senin sampai dengan hari jumat, hingga kemudian di matangkan menjadi tujuh hari pendidikan istimewa Purwakarta, dengan 5 hari di sekolah plus 2 hari dirumah, menerapkan unsur tematik dengan mengacu pada nilai karakter daerah.

Tema unik pun diusung dalam setiap harinya melalui Program 7 Hari Pendidikan Istimewa. Senen Ajeg Nusantara (Fokus mempelajari tentang nasionalisme kebangsaan), Salasa Mapag Buana ( fokus pada sejarah dunia), Rebo Maneuh di Sunda (pendidikan kesundaan dan kearifan lokal), Kemis Nyanding Wawangi (siswa diajarkan tentang cara berkreatifitas) yang kini juga di jadikan sebagai kemis Welas asih (kamis hari Kasih sayang) dengan membantu sesama yang tidak mampu, Juma’ah Nyucikeun Diri (siswa difokuskan mendalami kehidupan religius mereka masing-masing), dan Saptu Minggu Betah di Imah( menjalani pendidikan di rumah oleh para orang tuanya).

Purwakarta sebagai kabupaten pelopor yang menjalankan program penguatan pendidikan berbasis karakter sejak beberapa tahun yang lalu pastinya tidak mengalami kendala dengan adanya Perpres nomor. 87 tahun 2017 tersebut , hanya perlu menselerasikan mengingat RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017.

Seperti pada selasa (12/9), bertempat di SMP-N pasundan dan SMP-N satu Atap Parakanlima Purwakarta dalam Workshop pendampingan kurikulum 2013- IN-1 tahun ajaran 2017- 2018. Kepala Bidang pendidikan dasar dinas pendidikan Purwakarta, Ahmad Kusnandar yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan jika penguatan pendidikan karakter adalah sesuatu yang di nilai sangat perlu dalam dunia pendidikan , mengingat seiring berjalannya waktu, nilai pancasila dengan semangat gotong dalam implementasi terlihat mulai terkikis karena perkembangan jaman.

"Sejak menjabat sebagai Bupati tahun 2008, pak Dedi Mulyadi memiliki program pendidikan di Purwakarta berbasis penguatan karakter, karena Beliau paham betul, bahwa nilai-nilai Pancasila, gotong-royong harus di tanamkan sejak dini, agar kemudian dapat di amalkan dan menjadi kebiasaan positif", terang Kusnandar.

Di katakan pula olehnya jika di Purwakarta juga telah mengimplementasikan terkait pendidikan karakter dengan bentuk 7 Hari Pendidikan Istimewa Purwakarta, di tambah lagi "Kemis Welas asih" (hari kamis sebagai Hari Kasih sayang), yang bertujuan untuk supaya para Anak didik dapat memiliki rasa peduli, empati, terhadap orang sekitar yang memerlukan bantuan.

Kusnandar juga mengatakan jika disdik purwakarta mengapresiasi pemerintah pusat dengan mengeluarkan prerpres No. 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter.

"Perpres nomor 87 tahun 2017 ini sangat bagus, Purwakarta sebagai yang pertama menerapkan pendidikan Berkarakter, tetapi kita ingin semua mendukung dan semua daerah sukses menjalankan program ini", pungkasnya. (MDI)