TAMBANG LIAR MARAK "OKNUM POLISI" KABUPATEN TAKALAR

Takalar, RN Sederetan kegiatan usaha yang mungkin dapat menjanjikan prospek bisnis yang lebih baik dan menguntungkan adalah salah sa...

Takalar, RN

Sederetan kegiatan usaha yang mungkin dapat menjanjikan prospek bisnis yang lebih baik dan menguntungkan adalah salah satunya usaha kegiatan bidang pertambangan.

Namun terkadang sebagian masyarakat justru menempuh jalan yang lebih mudah diluar koridor hukum, peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 

Kegiatan usaha pertambangan terkadang tidak luput dari keterlibatan oleh oknum polisi "back-up" kegiatan usaha tambang tersebut.

Sehingga demikian maraknya kegiatan usaha pertambangan ini menjadi  tumbuh subur, bagaikan air dimusim penghujan, baik usaha pertambangan yang sudah memiliki izin dan usaha pertambangan yang belum memiliki izin.

Dalam hal ini peran aparat terkait dan aparat penegak hukum serta masyarakat dituntut sinergitas kerjasama dalam melihat peristiwa atau kejadian yang terjadi di masyarakat.

Mengingat usaha kegiatan pertambangan terkadang tidak luput dari keterlibatan oleh oknum polisi "back-up" kegiatan usaha tambang tersebut.

Fenomena ini sudah menjadi tradisi begitu maraknya kegiatan usaha pertambangan belum memiliki izin di Kabupaten Takalar pada khususnya, karena keterlibatan oknum aparat.

Hal ini terjadi di salah satu Kecamatan Polongbangkeng Selatan tepatnya Dusun Tengko Kelurahan Bulukunyi dan Kelurahan Bontokadatto Kabupaten Takalar.

Salah seorang pemilik tambang liar yang  sering di panggil Hj. Lolo, ternyata seorang guru salah satu sekolah di Kabupaten Takalar dan juga seorang istri anggota polisi, saat dikonfirmasi melalui via telpon.

"saya sudah minta izin di Polres, Kepala Lingkungan, Lurah dan Camat lagian kenapa kalian wartawan terlalu banyak urusi ... bukan cuma saya yang tidak memiliki izin", ujar Hj. Lolo dengan kesalnya.

Seorang warga setempat yang turut mengambil alih pembicaraan Haris Dg. Mangka  seorang pengelolah tambang dalam hal ini menyebut keterlibatan seorang oknum polisi "pak Agus yang menambang liar alias tak punya izin aman-aman saja", jelasnya.

Aipda Hasdi, M., SH. Kanit Tipiter, Polres Takalar, saat di hubungi melalui no ponselnya "oh iya,  nanti saya suruh anggota ke lokasi karena saya masih sibuk", katanya.

Sejak berita ini diturunkan kegiatan tambang liar masih saja beroperasi, namun pengawasan oleh pihak aparat terkait khususnya Polres Kabupaten Takalar seakan menutup mata dengan adanya kegiatan tersebut.

"mohon kepada aparat penegak hukum setempat khususnya Polres Takalar menindak tegas terhadap oknum polisi yang meng back-up kegiatan tambang liar karena dapat mencedrai integritas kepolisian", ujar Hadi Sutrisno, SH., Ketua Yayasan Bantuan Hukum Mitra Indonesia Mandiri (YBHMIM) yang ditemui disalah satu tempat di kota Makassar. (Rahmat/Rosna)