Pembangunan Drainase Jalan MT. Haryono Kotim dikeluhkan Masyarakat

SAMPIT-RN Pembangunan Drainase disepanjang jalan MT. Haryono dan Jalan A. Yani dikeluhan masyarakat yakni aspal retak 40 % , debu dan...

SAMPIT-RN

Pembangunan Drainase disepanjang jalan MT. Haryono dan Jalan A. Yani dikeluhan masyarakat yakni aspal retak 40 % , debu dan adanya lubang yang membahayakan pemakai jalan. Sedangkan pembuangan limbah ke drainase itu dari setiap rumah tangga, mengalam hambatan karena rumah yang posisinya lebih rendah dari dinding drainase terancam akan terendam air ketika musim hujan tiba. Ini sebagaimana disampaikan warga.

Salah satu warga Yani mengatakan hal ini sudah disuarakan ke pihak kontraktor dan Dinas PUPR sebagai leading sector, Namun hingga saat ini masih diabaikan.

" Kami minta pihak terkait untuk memperhatikan keselamatan pengguna jalan dan kenyamanan rumah warga yang terletak dipinggir proyek drainase itu,"pintanya.

Selain itu menurut pandangannya itu merupakan pemborosan anggaran, coba liat badan jalan hancur dan retak tentunya akan dilakukan pengaspalan kembali padahal aspal yang terdahulu masih bagus 100 %. Ini sepertinya kurang perencanaannya.

" Ini pemborosan anggaran , seharusnya sebelum dilakukan pembangunan drainase harus dikaji terlebih dahulu jangan sampai merusak badan jalan yang bagus,"jelasnya.

Sementara itu anggota DPRD Kotim, Syahbana mengingatkan Pemkab Kotim khususnya Dinas Pekerjaan Umum untuk tidak mengabaikan aspirasi masyarakat. Salah satunya yang berkaitan dengan keluhan proyek drainase di sepanjang jalan MT Haryono dan jalan A. Yani Sampit Kotim.

“Ya harusnya pemkab dengarkan keluhan mereka, aspirasi mereka harus diberikan solusi, kalau memang bisa direalisasi ya realisasikan biar gak ribut, “kata Syahbana yang juga Politikus Nasdem ini.

Diketahui, salah satu keluhan masyarakat yakni aspal rusak , berdebu dan tidak ada nya lubang pembuangan limbah ke drainase itu dari setiap rumah tangga, alhasil rumah yang posisinya lebih rendah dari dinding drainase terancam akan terendam air ketika musim hujan tiba.

Hal ini sudah disuarakan ke pihak kontraktor dan Dinas PUPR sebagai leading sector, Namun hingga saat ini masih diabaikan.

Syahbana mengakui dengan kondisi demikian tentunya akan memperluslit mereka yang rumahnya tidak ada saluran.

"Jangan sampai masyarakat yang buat sendiri karena saya lihat di drainase bagian kanan jalan ahmad Yani sudah ada semua,”tegas dia.

Syahbana mengakui dengan pembangunan drainase ini membuat lalulintas terganggu dan juga aspal di jalanan itu menjadi rusak. Sejauh ini masyarakat belum tahu desain drainase yang menelan dana sekitar Rp.55 miliar itu, sebab Pemkab tidak pernah memberikan gambaran finisnya.

“Saya banyak terima keluhan kok drainse seperti saja, ini karena ketikdaktahuan mereka sehingga wajar mereka menuding proyek itu hanya merusak tata kota.

Syahbana menyarankan agar Dinas PUPR tayangkan gambar jadinya, gunakan videotron di Bundaran itu untuk sosialisasi supaya masyarakat tidak terus bertanya-tanya," pungkasnya.

 

(Joe).