KLARIFIKASI TUDINGAN PEMUKULAN TERHADAP PENGURUS MAJELIS HUKUM DAN HAM DI MAKASSAR

Makassar, RN Adanya pemberitaan sebelumnya di salah satu media online dengan judul "AMM Kota Makassar Kecam Pemukulan terhadap Ketua Ma...

Makassar, RN

Adanya pemberitaan sebelumnya di salah satu media online dengan judul "AMM Kota Makassar Kecam Pemukulan terhadap Ketua Majelis Hukum dan HAM", terkait dugaan pemukulan oleh salah seorang berinisial "F" (17) tahun, Selasa 18 Agustus 2020 sekitar pukul 10.30 wita.

Dalam berita tersebut salah seorang anggota dari Ashari Setiawan yang panggilan akrab Kama Cappi berinisial "F" diduga telah melakukan pemukulan terhadap Gazali Abd. Rachman, SH. MH., selaku Ketua Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Daerah Muhammadiyah Makassar.

Mengingat terduga pemukulan berinisial "F"; ternyata anak dari Ashari Setiawan panggilan akrab Kama Cappi, yang pada waktu kejadian tersebut bermaksud merelai kedua belah pihak, melihat bapaknya ingin dikeroyok.

Namun, anak Ashari Setiawan alias Kama Cappi bermaksud memisahkan, dan melihat bapaknya akan dikeroyok sehingga pada akhirnya dengan cara mendorong Gazali Abd. Rachman, SH. MH., serta  seketika itu pula dua gigi bagian depannya terjatuh.

Dalam Jumpa Pers di salah satu Stand "Kanrerong" Lapangan Karebosi Makassar, Ashari Setiawan alias Kama Cappi yang juga seorang anggota Tim Lembaga Advokat Peradi menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pengurus dan kader muda Muhammadiyah, karena hal ini adalah spontanitas semata serta tidak ada niat, apalagi memiliki masalah dengan Ormas Muhammadiyah, Jumat (21/08/2020).

Hal ini menurut Kama Cappi menuturkan bahwa apa yang dialaminya adalah hanya suatu ke khilafan pribadi bagi setiap manusia dan tidak ada niat sedikit pun atau masalah ini berkaitan dengan Ormas Muhammadyah.

Selain itu, dirinya mengungkapkan bahwa kejadian pada Selasa 18 Agustus 2020 sekitar pukul 10.30 wita di Kanrerong Lapangan Karebosi Makassar terhadap Gazali Abd. Rahman yang dalam pemberitaan bahwa akibat dari pemukulan itu ada dua gigi bagian depannya copot atau jatuh.

"Saya secara pribadi meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pengurus dan para kader muda Muhammadiyah, karena masalah ini hanya pribadi semata, tidak ada sama sekali kaitan dengan Ormas Muhammadyah", jelasnya.

"Hal ini terjadi karena spontanitas semata, karena anak saya melihat saya ingin dikeroyok, maka anak saya memisahkan dan mendorong Gazali Abd. Rahman dari belakang sampai 2 gigi palsunya copot dan jatuh, bukan pemukulan seperti yang diberitakan", tutur Kama Cappi panggilan akrabnya.

Menurut Azis Jaya selaku Wakil Ketua Muhammadiyah Cabang Maccini Makassar yang juga hadir dalam Jumpa Pers tersebut merespon dengan baik itikad baik dari Ashari Setiawan alias Kama Cappi yang meminta maaf atas kejadian tersebut dan hal ini tidak ada kaitan dengan Ormas Muhammadyah.

Hal ini terjadi karena adanya masalah pribadi yang secara spontan kekhilafan masing-masing individu dan berharap masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan serta diperpanjang.

Adapun menurut Azis Jaya yang mengetahui dan membenarkan bahwa gigi yang copot itu adalah gigi palsu milik Gazali Abd. Rahman, SH. MH., seperti dipemberitaan itu.

"Masalah ini benar memang tidak ada  kaitan secara persyarikatan, tapi ini hanya spontanitas masalah pribadi dan sangat menghargai etikad baik dari Ashari Setiawan", ungkapnya.

Lanjut, "oleh karena itu sudah ada permohonan maaf kepada seluruh pengurus dan kader Muhammadiyah khususnya Gazali Abd. Rahman, SH.MH., untuk mau membuka ruang menerima permohonan maaf tersebut", tutur Azis.

Bahkan, menurut saksi berinisial "A" yang sempat ada melihat kejadian tersebut, hadir pula dalam Jumpa Pers dan membenarkan bahwa dalam kejadian tersebut tidak terjadi pemukulan dan hanya melihat adanya saling dorong mendorong.

"Benar, pada waktu kejadian itu saya tidak melihat adanya pemukulan, tapi saya hanya melihat kedua belah pihak saling mendorong", tutur salah seorang saksi di tempat kejadian.

Sementara itu, Ashari Setiawan dan Azis Jaya selaku Wakil Ketua Cabang Maccini Makassar mewakili pengurus Muhammadiyah secara bersama-sama berharap, agar masalah ini tidak perlu di besar-besarkan dan kepada penegak hukum untuk mau mencermati dan menganalisa serta memberi ruang untuk Islah "Damai" kepada kedua belah pihak.

(Rahmat)