Konsumen WP Warga Simalungun Merasa di Tipu Sudah Enam Bulan Uang 10 Juta Belum Kembalikan Oleh Pihak SPBU 14.221.285 Mulawari

KARO, RN  Kronologis awalnya " WP datang dari Simalungun membawa jerigen kosong menggunakan Mobil Kijang Kapsul Pickup Warna Hitam. Saa...

KARO, RN 

Kronologis awalnya " WP datang dari Simalungun membawa jerigen kosong menggunakan Mobil Kijang Kapsul Pickup Warna Hitam. Saat tiba di spbu di layani operator Inisial LT ,seperti biasa karena sudah sekian lama jadi langganan konsumen spbu.

Pada saat itu si WP membawa surat rekomendasi, tidak tau bahwa sudah habis masa berlakunya ,namun jerigen sudah di isi oleh LT ,sesudah jerigen penuh di isi lalu WP langsung bayar dengan uang kontan sesuai jumlah liter dan harga BBM yang di isi LT. 

Tapi nasib WP saat itu apes ,karena pemilik SPBU tiba tiba datang dan menghampiri saya(WP) dan melihat surat rekomendasi saya sudah tidak berfungsi. BBM yang sudah di isi penuh dan sudah di bayar kontan ke operator LT,pemilik spbu menyuruh tuang kembali.

Setelah selesai bbm sudah dituang ,uang yang sudah saya bayar kontan belum di kembalikan, bahkan sebelumnya sudah saya suruh juga bulang (pemilik UD Gerga) beberapa minggu setelah kejadian itupun mentok juga " ujar WP,kepada Beltasar Tarigan yang juga ketua LSM KCBI kecamatan Tiga Panah.

Dengan adanya info dari Narsum ,esok harinya awak media melangkah ke spbu untuk mengkonfirmasi operator LT ke SPBU Mulawari juga mengakui sesuai keterangan konsumen WP warga Simalungun.

Dasar hak apa pemilik spbu tidak mengembalikan uang konsumen ? 

Kalau surat rekomendasi tidak berfungsi dari awal kenapa operator melayaninya? 

Berdasarkan peraturan perundang -undangan Pemilik SPBU melanggar Undang Undang Perlindungan Konsumen(UUPK) dan KUHP.

Menurut KUHP

* Pasal 372 (penggelapan) " Jika pelaku usaha (SPBU) dengan sengaja tidak mengembalikan uang konsumen atau menggelapkan uang tersebut ,dapat dijerat pasal penggelapan

* Pasal 378 (Penipuan) Jika pelaku usaha (SPBU) dengan sengaja memberikan informasi yang tidak benar atau menyesatkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dapat dijerat dengan pasal penipuan,pungkas Beltasar Tarigan dengan tatapan mata yang tajam.

(philip Surbakti)