Dirut PT. Mega Sukma Jadi Calo Proyek Pembangunan Jalan Cikaramas Rugikan Negara

Jawa Barat, RN. Pelaksanaan Pembangunan Peningkatan jalan Cikaramas batas Subang 2016 sebagai pemenang tender PT. Mega Sukma senilai Rp...

Jawa Barat, RN.
Pelaksanaan Pembangunan Peningkatan jalan Cikaramas batas Subang 2016 sebagai pemenang tender PT. Mega Sukma senilai Rp 6.060913.075.20, diduga telah terjadi penyimpangan pada palaksanaan fisik yang diduga merugikan keuangan Negara.  Hasil pemantauan RN dilapangan bahwa, pekerjaan tersebut amburadul, rusak pecah-pecah karena disubkan kepada pihak ke III. Sudah bisa diprediksi bagaimana hasil pekerjaan apabila proyek di subkan kepada pihak  lain. 

Pemenang tender sudah pasti akan mengambil keuntungan, diatas keringat  orang lain,  lebih umum lagi disebut calo berdasi yang hanya mencari keuntungan tanpa memperdulikan kualitas pekerjaan. Pengusaha seperti ini harus diberantas karena tingkah lakunya akan merugikan banyak pihak, khususnya pengguna jalan dan keuangan Negara.

Terkait penyimpangan tersebut pihak pelaksana saat dihubungi team  RN mengatakan,  rusaknya pekerjaan karena banyak truk yang bermuatan berat melintas di jalan itu, sehingga berdampak kepada pembangunan jalan,  “kami harap semua pihak maklum karena kerusakan jalan yang baru dibangun ini bukan semata-mata kesalahan kontraktor”, kata Ewok.

Namun pendapat sumber, tetap menyalahkan kontraktor karena pekerjaan disinyalir tidak sesuai RAB, buktinya jalan yang baru diserah terimakan itu kondisi fisiknya sudah rusak, retak dan berlobang. Disisi lain terkait pekerjaan tersebut terlihat kejanggalan pada proses serah terima, pekerjaan yang amburadul namun tetap saja dibayar oleh PU. BM melalui Balai Wil III, diduga telah terjadi indikasi KKN antara pihak Balai dengan Kontraktor telah meloloskan pekerjaan buruk demi kepentingan pribadi/golongan.

Kepala Balai Wil III PU. Bina Marga Prov. Jabar (Agus Hendarto-saat pelaksaan proyek itu-red) sepertinya tidak proaktif menanggapi permasalahan dilapangan, Agus terkesan menutupi kekurangannya dengan melimpahkan dugaan penyimpangan proyek tersebut kepada bawahannya, sementara PPK yang bersangkutan bernama Dedy, jarang sekali berada ditempat, dengan alasan selalu tugas luar. Permasalahan yang terjadi dilapangan dibiarkan berlarut-larut.

Ketua LSM Kompak Indonesia merasa terpanggi luntuk menyelamatkan uang Negara dari oknum yang tidak bertanggung jawab serta tidak professional telah menjadikan proyek pemerintah sebagai ajang bisnis untuk kepentingan pihak tertentu. LSM ini juga sudah beberapa kali menghubungi kontraktor/pelaksana dibilangan komplek Batununggal  Bandung, namun hingga kini belum ada jawaban/klarifikasi, Direktur PT. Mega Sukma, Andi, sepertinya tidak mengetahui apa yang terjadi dilapangan, karena menurutnya, pekerjaan tersebut dikerjakan oleh anak buah laporannya beres.

Saat ini Ketua LSM Kompak Indonesia sedang menghitung dan menganalisa sejauh mana dugaan penyimpangan yang dilakukan pelaksana/kontraktor, apabila sudah jelas maka kasus ini akan dilaporkan ke Polda Jabar, Ungkapnya. (Er)