Kades Gunung Tiga : "Gunung Itulah Simbol Terbentuknya ..."

Lampung Timur, RN. "Yang jelas masyarakat Desa Gunung Tiga, Mataram Marga, Sukacari, Negara Nabung, Suka Raja Nuban, Gedung Dalem,...

Lampung Timur, RN.

"Yang jelas masyarakat Desa Gunung Tiga, Mataram Marga, Sukacari, Negara Nabung, Suka Raja Nuban, Gedung Dalem, takut kena dampak lingkungan hidup dari usaha itu",ungkap Hi. Helmi Husein Kepala Desa Gunung Tiga Kecamatan Batanghari Nuban kepada Wartawan Kamis, 1/11 jam 10:16 WIB dijumpai sebelum mengikuti koordinasi dengan Forkopimda Lamtim, membahas indikasi kegiatan usaha pertambangan galian C di gunung simbol Desa Gunung Tiga, di aula atas Pemkab Lamtim.

Bumi, air dan kekayaan alam ciptaan Allah SWT dan menjadi benteng para Pahlawan. Pemanfaatan sumber daya alam diatur Pemerintah sesuai amandemen UUD 1945.

"Itukan rahasia Allah sambung Helmi, "gunung itukan benteng. Memang sudah ada dalam Pasal 33 UUD 45, gunung, air dan tanah dikuasai pemerintah bisa dikelola untuk kesejahteraan rakyat. Tapi kalau ini, dampaknya meresahkan masyarakat dan hasilnya untuk kepentingan pribadi",imbuhnya.

Selaku Kades Gunung Tiga, Hi. Helmi mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat. Gunung tempat lokasi usaha tambang batu itu adalah simbol Desa Gunung Tiga. Oleh sebab itu, masyarakat keberatan apabila dijadikan lokasi tambang batu.

"Karena mengingat saya seorang pemerintahan, jelas untuk kepentingan masyarakat juga. Harapan masyarakat Gunung Tiga, Sukacari lainnya, baik tokoh masyarakat, tokoh adat sangat - sangat keberatan itu dibuka. Karena sejarah, itulah simbol terbentuknya Desa Gunung Tiga",lanjutnya.

Ia belum mengetahui kapan nama Desa Gunung Tiga dibuat. Berdasarkan adat budaya, masyarakat Marga Nuban pemilik warisan gunung tiga. Apabila gunung itu diratakan dengan tanah, maka akan kehilangan nilai historis dan apa penggantinya.

"Saya belum tau secara pasti, tahun berapa nama Desa Gunung Tiga dibuat. Namun yang pasti masyarakat adat Marga Nuban yang punya wilayah itu. Nantinya bisa menghilangkan nilai sejarah historynya. Kalau sampai terjadi gunung itu dibubarkan mau diganti dengan apa. Itu keluhan yang disampaikan oleh masyarakat pada saya. Dulu gunung itu akan dijadikan cagar budaya untuk tempat pariwisata.",jelasnya.

Apa tujuan Kepala Desa Gunung Tiga datang ke Pemkab Lamtim. Ternyata ia dipanggil secara lisan oleh pihak Pemkab Lamtim. Tujuannya, akan berkoordinasi terkait kegiatan tambang batu dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lamtim.

"Mau rapat diaula atas dengan asisten 1, Kapolres dan Kodim. Maka saya datang karena diundang tapi secara lisan, sebenarnya saya keberatan hadir karena tidak tertulis",pungkasnya.

Pj. Kepala Desa Sumber Marga Kecamatan Bumi Agung, Kemari mengatakan kode huruf TT adalah singkatan titik tinggi dari permukaan air laut 1605 seperti disampaikan badan meteorologi Institut Teknologi Bandung.

"TT adalah titik tinggi 1605 dari permukaan air laut, sesuai yang disampaikan badan meteorologi institusi tekhnologi bandung",urai Kemari kepada Radar Nusantara, Kamis, 1/11 pukul 15:23 WIB melalui WhatsAppnya.

Pada saat Kemari menangani

penerbitan izin pendirian dan operasional, Kades Gunung Tiga menyampaikan keberatan masyarakat. Maka hal itu akan dipertimbangkan sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan atau hukum berlaku.

"Waktu pembuatan perizinan, tentang keberatan saudara hi. Helmi HS akan dipertimbangkan sesuai dengan koridor hukum yang benar",ujar Kemari.

Kemari tak memberikan konfirmasi ketika disinggung tentang kegiatan usahanya akan terjadi dampak lingkungan hidup. Bahkan yang lebih utama, menghilangkan nilai sejarah atau history atau simbol Desa Gunung Tiga.

Hal senada diungkapkan oleh Riswan pewaris simbol gunung tiga itu.

"Gunung itu jadi saksi bisu saat nenek moyang kami sepakat menjadikannya nama Desa. Itu warisan kami anak cucu sebagai penerus. Tetapi untuk dilestarikan bukan dirusak karena itu adalah simbol. Apabila dirusak, maka kami keberatan meski dengan dalih apapun. Sudah kewajiban kami menjaga keutuhannya, roh nenek moyang kami menangis melihat warisannya dirusak. Apa jawaban kami, bila kelak nanti anak cucu kami bertanya, dimana gunung itu. Saya harap dengan hormat, urungkan usaha tambang pak Kemari itu",tegas Riswan tokoh pemuda Desa Gunung Tiga yang aktif di berbagai Lembaga Independen Lampung Timur.

Para tokoh berpengaruh baik tingkat nasional maupun internasional mempelajari tentang sejarah atau history.

"Barangsiapa tidak dapat belajar dari masa tiga ribu tahun berarti dia tidak memanfaatkan akalnya", ungkap oleh Johan Wolfgang von Goethe.

Di Indonesia, banyak tokoh - tokoh berpengaruh yang belajar mengenai sejarah. Soekarno, misalnya terkenal dengan kutipannya, "Jangan sekali - kali melupakan sejarah",seperti dikutip dari artikel wikipedia.org.

Undang - Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 32 Ayat (1) berbunyi, "negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai - nilai budayanya". 

Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. (Ropian Koenang).

--