Oleh : Dra. Nathalia Nursiti, MA, MM, Ph.D Konselor disebut sebagai pioner dalam Pendidikan Karakter di Sekolah karena konselo...
Oleh : Dra. Nathalia Nursiti, MA, MM, Ph.D
Konselor disebut sebagai pioner dalam Pendidikan Karakter di Sekolah karena konselor secara khusus memiliki tugas untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan mental, dengan demikian konselor sekolah harus sangat akrab dengan program pendidikan karakter, konselor sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter.
Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di era globalisasi sangat pesat dan berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa, konselor mempunyai peran penting dalam mewujudkan generasi yang berkarakter dengan moral yang baik. Konselor adalah seseorang yang memberikan konseling berupa bantuan layanan kepada konseli/siswa, sehingga siswa memahami kemampuan diri sendiri dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidupnya. Konselor memiliki tugas dan kewajiban yang erat kaitannya dengan misi pendidikan berkarakter, hal ini terlihat dari bidang gerak bimbingan dan konseling yang berimplikasi bahwa konselor berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung yang bernilai pendidikan berkarakter dan mensukseskan program tersebut dengan melibatkan setiap stakeholder di sekolahm meliputi Kepala sekolah, guru, siswa, guru, orang tua.
Setiap konseli/siswa pasti memiliki masalah dalam hidupnya, disinilah konselor berperan sebagai “agent of change education” untuk membantu konseli/siswa dalam mengembangkan kemampuan yang meliputi bakat dan minat, membantu siswa dapat menerima dirinya sendiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, sehingga siswa bisa terbiasa mampu memilih dan memutuskan berbagai pilihan alternatif dengan berbagai macam akibat atau konsekuensi dan meningkatkan dirinya menjadi pribadi yang mandiri, memiliki kemampuan dalam mengetahui dan memahami orang lain, berempati terhadap orang lain, menerima dan membuka diri untuk orang lain, dan mampu memperlakukan orang lain dengan baik, semua itu ddibutuhkan proses dan waktu yang panjang dalam memberikan bantuan kepada siswa agar setiap siswa mampu bersikap mudah bergaul, menyenangkan, ramah, peduli, loyal dan sebagainya, sehingga siswa tidak terkesan bersikap sombong, kejam, arogan, sangar, kasar. Program layanan bimbingan dan konseling yang profesional dan memandirikan, maka karakter pada generasi muda akan tumbuh dengan kuat pada dirinya, yang berlandaskan tuntunan keimanan, kemampuan yang dimiliki serta kebiasaan selalu menghargai perbedaan keragaman yang ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Siswa memiliki kemampuan untuk mengolah dan menguasai bakat serta minat yang dimilikinya, semua berakhir pada peningkatan daya saing dalam lingkup pembaharuan bangsa. Konselor sebagai agen perubahan (agen of change) mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas, produktif, religius, berkarakter, handal dan bermatabat melalui program layanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh atau komprehenship terhadap konselinya, sehingga dapat mewujudkan generasi muda yang berkarakter dan bermoral baik.
Pendidikan karakter di sekolah diartikan sebagai “the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development” (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal. Kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber, yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut dirumuskan 18 nilai-nilai karakter umum yaitu relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/konunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Implementasi pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran pendidikan karakter itu sendiri, dengan mempergunakan metodelogi yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya disuaikan dimana tempat penerapan pendidikan karakter itu, karena Implikasi pendidikan karakter penyalurannya terjadi di lingkungan Keluarga, Sekolah, dan di lingkungan luar.
Orientasi-orientasi pembelajaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata. Diantara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun. Sangat memprihatikan bahwa dalam kehidupan sehari hari kita melihat bagaimana anak-anak khususnya remaja sebagai penerus generasi bangsa menunjukkan karakter yang sangat bertentangan dengan adat dan etika, turunnya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, berperilaku tidak sopan, melakukan perilaku menyimpang (deviasi) hal ini biasa disebut dengan istilah “Degradasi Moral”. Dari hasil pengamatan penulis hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain (1) Pengaruh perkembangan dan kemajuan teknologi (2) Pengaruh lingkungan Pergaulan (3) Pengaruh Budaya Barat (Westernisasi) (4) Lemahnya Mental Generasi Bangsa (5) Kurangnya Pembinaan Moral Generasi Muda (6) Lemahnya hukum di Indonesia. Penulis mencoba melalukukan survey melalui media sosial facebook dan WhatsAap dengan meminta pendapat faktor mana yang lebih dominan menjadi penyebab terjadinya dekadensi moral dikalangan remaja. Adapun hasilnya sebagai berikut :
GRAFIK PEROLEHAN SURVEY MELALUI MEDIA SOSIAL
Dari hasil survey tersebut terlihat jelas bahwa faktor utama terjadinya dekadensi moral dikalangan remaja adalah Kurangnya Pembinaan Moral Generasi Muda dan Pengaruh lingkungan Pergaulan. Melihat dari hasil survey tersebut maka Pendidikan Karakter Remaja sebagai generasi bangsa perlu ditingkatkan bahkan dioptimalkan karena pendidikan karakter merupakan cara terbaik untuk menjamin anak-anak - remaja memiliki kepribadian yang baik, mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja peradaban sehingga memiliki karakter yang kuat. Peran Konselor dalam Pendidikan Karakter di Sekolah sebagai pioner dan “agent of change education” karena konselor sekolah secara khusus memiliki tugas untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-masalah kesehatan mental, dengan demikian konselor sekolah harus sangat akrab dengan program pendidikan karakter, konselor sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung berkewajiban menyelenggarakan program pelayanan yang bernuansa nilai-nilai pendidikan karakter.
COMMENTS