Mahasiswa ITB AD Melakukan Analisis Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Dan Pendapatan Ubi Jalar Di Kelompok Tani Mina Mekar 3

Kuningan,RN Ratusan mahasiswa Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta yang tersebar di beberapa kota di Indonesia melaksanakan pe...

Kuningan,RN

Ratusan mahasiswa Institut Teknologi Dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta yang tersebar di beberapa kota di Indonesia melaksanakan pengabdian masyarakat melalui program MBKM sarjana desa, salah satunya di Desa Rajadanu Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dengan“Melakukan Analisis dalam Menentukan Strategi Pemasaran dan  Pendapatan Ubi Jalar di Kelompok Tani Mina Mekar 3 Desa Rajadanu Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan”  yang dilaksanakan oleh Nana Juana, mahasiswa jurusan manajemen ITB AD.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 bulan yang fokus pada kegiatan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan kajian tentang strategi pemasaran. Sebagai mitranya, mahasiswa tersebut bekerja sama dengan para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mina Mekar 3 Desa Rajadanu, Pemdes Rajadanu dan Penyuluh Pertanian setempat. Selain itu mahasiswa juga melaksanakan pengamatan dan tata cara budidaya  tanaman ubi jalar dari dua varietas yang banyak dikembangkan di lokasi yaitu : Varietas Manohara dan Varietas South Queen 27/ SQ yang diusahakan dengan teknologi manual serta prospek pemasaran dari ubi jalar yang sangat menjanjikan terbukti dengan bertambahnya petani yang menanam tanaman ubi jalar. 

Menurut Nana, setidaknya Visi utama dari kegiatan tersebut adalah sebagai upaya memberikan solusi untuk : 

Penggunaan pupuk kimia terlalu berlebihan, Dalam kegiatan pertanian pemakaian pupuk kimia yang berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Salah satunya adalah merusak kesuburan tanah. Bahan kimia pada pupuk dapat menjadikan unsur hara dalam tanah menjadi rusak dan hilang, juga menjadikan keasaman tanah semakin tinggi yang akan mengakibatkan degradasi lahan karena kerusakan tanah dan penurunan produktivitas.  

Pemasaran hasil panen yang bergantung pada pembeli yang datang.

Dalam melakukan kegiatan pemasaran ubi jalar yang dilakukan oleh petani di Kelompok ini, maka diperlukan strategi pemasaran ubi jalar yang tepat yaitu dengan cara melihat peluang segmentasi pasar yang ada pada daerah tersebut.

Manajemen kelompok tani yang masih lemah 

Dalam mencapai visinya tersebut, Nana Bersama PPL mengadakan pelatihan pembuatan teh kompos yang alat dan bahannya sangat mudah dan tersedia banyak di lokasi, identifikasi pola salur pemasaran, pemahaman tentang manajemen kelompok dll.

 

Tahap pertama, Dia mensosialisasikan kegiatan kepada pemerintah desa setempat dan para pengurus kelompok tani. Dalam kegiatan ini diberikan motivasi kepada para petani dalam menggunakan pupuk organic juga memanfaatkan potensi yang ada di desa.

Tahap ke dua yakni melaksanakan identifikasi pola salur pemasaran, bandar/ pengepul dalam kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran tentang ubi jalar yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mina Mekar 3 memiliki dua saluran dan pola pemasaran yaitu : 

Salur pemasaran  ke 1 dari mulai  Petani, pedagang sampai ke konsumen industri 

Salur pemasaran ke 2  yaitu mulai dari Petani, pedagang sampai dengan ke konsumen.

Pola salur pemasaran ke 1 merupakan yang terbanyak  yaitu 85% dimana petani ubi jalar langsung menjualnya ke pedagang pengumpul.  Alasannya proses dalam salur ini dianggap lebih mudah, baik pembelian maupun pembayarannya. Sedangkan alasan beberapa petani lebih memilih salur pemasaran ke 2 hanya alasan kepercayaan semata.

Dari segi aspek finansial, bahwa pola salur pemasaran ke 1 lebih menguntungkan dibanding dengan pola salur ke 2 karena dari pihak pembeli dalam proses pembayarannya lebih mudah dan secara kontan, adapun yang pembayarannya tempo biasanya maksimal dibayarnya dengan jangka waktu empat hari.

hal ini hasil penjualan tersebut dapat dipakai kembali untuk modal usaha kembali maupun untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Berbeda dengan pola ke 2 yang pembayarannya tempo lebih dari satu minggu dan ketika ada yang pembayaran dimuka hanya sebagai pengikat saja dan dibayar hanya 30 % - 50 % dari total pembayarannya. 

Meski Kelompok Tani  telah terbentuk, tetapi pengembangan kelompoknya masih membutuhkan proses panjang dan melibatkan seluruh elemen terkait, mulai dari pemerintah desa, PPL, dan masyarakat desa itu sendiri..

Selanjutnya tugas dari Pemerintah Desa Rajadanu, dalam mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas pertanian, sudah mengalokasikan anggaran yang bersumber dari APBDEsa untuk membangun infrastruktur irigasi pertanian. 

Karena Irigasi merupakan sistem pengaturan air atau pengairan yang digunakan untuk menunjang keberhasilan pertanian.  Karena dengan adanya aliran air yang memadai menjadi syarat hasil pertanian dapat semakin baik. Tanpa air, tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal tutur Nana Juana Kepada Penulis Berita Media Nasional Radar Nusantara Com Sabtu (24/2/2024) Pungkasnya.

(Staff RN)