Anak dari Pimpinan Ponpes Manarul Huda Main Judi adalah Hoaks

SUMEDANG, RN Pondok pesantren (Ponpes) Manarul Huda, yang berlokasi di Wilayah Dusun Pasir Pogor RT 05/04, Desa Rancakalong, Kecamatan Ranca...

SUMEDANG, RN

Pondok pesantren (Ponpes) Manarul Huda, yang berlokasi di Wilayah Dusun Pasir Pogor RT 05/04, Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, dalam beberapa waktu terakhir menjadi bahan gunjingan warga masyarakat desa setempat. Pemantiknya, ponpes tersebut diduga telah melakukan tindakan perjudian dalam bentuk kegiatan trading online.

Namun setelah ditelusuri lebih jauh, gunjingan masyarakat Desa Rancakalong itu tak beralasan. Tidak ada kegiatan judi di tempat penempaan ilmu agama Islam dimaksud.

Adapun trading online yang konon katanya dilakukan pihak Ponpes Manarul Huda sama sekali tidak terkait dengan perjudian. Pasalnya, mereka ( Beberapa anggota Ponpes Manarul Huda. Red) hanya menggelar trading mata uang crypto.

Mata uang kripto adalah aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi yang kuat untuk mengamankan transaksi keuangan, mengontrol proses pembuatan unit tambahan, dan memverifikasi transfer aset.

Dan, hingga hari ini tidak ada larangan atau regulasi resmi dari pemerintah bahwa trading mata uang crypyo termasuk dalam kategori judi. Istilah crypto adalah trading dimana trading ini memiliki arti trading atau berdagang. Namanya trading, berarti si pelaku harus siap rugi atau untung. Hal ini sama halnya dengan berdagang biasa.

Nah, mungkin karena analisisnya yang bagus, tak heran bila beberapa anggota Ponpes Manarul Huda kerap kali untung. Namun, keuntungan ini tidak dimakannya sendiri. Mereka kerap membagikan sebagian keuntungannya itu terhadap masyarakat yang membutuhkan. Terbaru, mereka membagikan uang senilai jutaan rupiah.

"Ya, sebagian keuntungan yang kita dapat tak lupa kita bagikan pada masyarakat. Itung-itung zakat mal," ucap Ustadz Irfan, anak dari pimpinan Ponpes Manarul Huda, Ustadz Usman. 

Sangat beralasan bila dengan adanya gunjingan dari masyarakat tersebut, Ustadz Irfan mengaku tak tertanggu. Lantaran, dia merasa apa yang dilakukannya sama sekali tak melanggar norma-norma agama. Apa yang dilakukannya murni usaha trading. 

"Apalagi, trading crypto telah diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas UU No. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi. Menurut pasal 1 Nomor 2, komoditi adalah semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya dan setiap derivatif dari komoditi yang dapat dan menjadi subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya," pungkas Ustadz Irfan. (Aris Supriadi)**