RUMAH SAKIT BALIMBINGAN TIDAK ADA OBAT SI PASIEN JADI TERLANTAR

Simalungun, Radar Nusantara                   Rumah sakit Balimbingan di desa / nagori Balimbingan kecamatan Tanah jawa kabupaten Simalungun...

Simalungun, Radar Nusantara                  

Rumah sakit Balimbingan di desa / nagori Balimbingan kecamatan Tanah jawa kabupaten Simalungun provinsi sumatra Utara  Tidak ada obat untuk perobatan si pasien dan si pasien jadi terlantar dan tidak mendapat obat sesuai rekomendasi resep dokter yang ditujukan kepada pihak depo Farmasi. Sementara si pasien memiliki kartu BPJS.                            

Informasi ini kita temui dari team kita  media Jaya pos hari sabtu tanggal 15-6-24  dan  kita dapat info dari dia ada seorang pasien (orang sakit) masyarakat desa / nagori tangga batu kecamatan Hatonduhan kabupaten Simalungun provinsi sumatra Utara yang benama Jumini, sudah tiba di rumah sakit Balimbingan kecamatan tanah jawa kabupaten Simalungun tidak ada tanggapan dari depo Farmasi.                                         

Kronologi pengaduan keluarga si pasien yang disebut namanya Tukiem ( nama samaran) si pesakit (pasien) menderita penyakit gula darah ( diabetes) si keluarga pasien membawa pasien berobat ke Rumah sakit Balimbingan, dirasa si keluarga pasien pelayanan tidak maksimal, padahal si pasien ( Jumini) pengsiunan dari BUMN Balimbingan.           

Si pasien (jumini) sudah di Rumah sakit Balimbingan dan sudah berkooperasi dengan pihak tenaga medis ( dokter) dan disarankan pulang ke rumah pasien pada hari Rabu tanggal 4-6-2024 yang lalu dan pasien diminta cek up seminggu yang akan datang tepatnya di hari rabu tanggal 11-6-2024 sesuai yang  dijadwalkan oleh pihak rumah sakit Balimbingan.namun setelah dapat jadwal cek up hari Rabu tanggal 11-6-2024 datang lah si pasien ke rumah sakit Balimbingan dengan susah payah perjalanan karena prasarana yang begitu rusak dari desa tangga batu ke rumah sakit Balimbingan  dan harapan si pasien mendapat obat yang di butuhkan sesuai resep dokter yang di terapkan ke si pasien .                                           

Mirisnya pengaduan dari si keluarga pasien ( Tukiem) kepada awak nmedia, setiba keluarga pasien dan si pasien tiba di rumah sakit Balimbingan dan untuk cek up hari rabu tanggal 12-6-2024 si pasien tidak mendapat obat dari ruang depo farmasi, bahkan tenaga medis tersebut seenaknya menyampaikan bahasa bahwa " Besoklah kelian datang lagi ke rumah sakit Balimbingan ini ( kamis) tanggal 13-6-2024 dan si keluarga pasien dan si pasien pulang, pungkas si keluarga pasien.                          

Pada hari kamis sore tanggal 13-6-2024 si keluarga pasien datang lagi ke rumah sakit Balimbingan untuk mengambil obat si pasien (jumini) dengan surat rekomendasi dari dokter rumah sakit Balimbingan namun hasilnya tidak ada, tenaga medis bagian depo farmasi kembali mengatakan bahwa obat sesuai resep dokter tidak ada di rumah sakit balimbingan ini dan langsung meminta lembaran bukti resep dokter saya, dan saya si keluarga ( tukiem) pasien tidak tahu apa maksudnya, dalam hati si keluarga pasien, kenapa obat tidak ada ( tidak lengkap) di rumah sakit Balimbingan ini, tapi resep dokter di keluarkan dan diminta kembali oleh pihak rumah sakit, si keluarga pasien dengan  kesal hati dan tidak enak perasaan nya terhadap tingkah laku rumah sakit Balimbingan. Pikiran si keluarga pasien apakah di ruang lingkup rumah sakit Balimbingan ini tidak ada koordinasi antara tenaga medis dengan bagian perawat atau dokter ke pihak depo farmasi? Jadi si pasien tidak jadi mendapatkan obat dari rumah sakit Balimbingan yang di rekomendasi kan oleh dokter rumah sakit Balimbingan ke si pasien ( jumini), jadi si keluarga pasien ( tukiem) sudah capek capek datang ke rumah sakit dan obat yang di butuhkan si pasien tidak ada ( kosong), pungkas si keluarga pasien ( tukiem) .                                     

Dengan waktu yang terpisah awak media berbincang bincang dengan letua LSM LP4(lembaga pengawas penyelenggaraan pelayanan publik) pahala Sihombing melalui pesan Whatsapp (WA) sabtu 15-6-2024 , ketua LSM itu sangat menyayangkan perbuatan pegawai depo farmasi dan pihak rumah sakit Balimbingan, bahwa sesungguhnya sistem yang dilakukan bagian staff bagian apoteker rumah sakit Balimbingan itu sangat tidak manusiawi (tidak terpuji) sekali, terhadap pasien orang tua yang sangat sulit berjalan , apalagi mantan kariawan BUMN PTPN IV Balimbingan yang kesannya di buat seperti bola di oper kesana kesini hanya untuk mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter yang nyatanya obat yang dicari oleh sipasien tidak ada pada apoteker yang disarankan oleh dokternya, dan sebaliknya pihak rumah sakit Balimbingan bisa dilaporkan ke dinas kesehatan (kemenkes) karena obat seperti yang di butuhkan si pasien yang menderia penyakit gula darah ( diabetes) tidak ada sekelas di rumah sakit Balimbingan.      

Apakah mungkin kasus ini di  angkat terus kepada intansi yang berkopeten, agar ijin rumah sakit Balimbingan ditinjau ulang, pungkas tegas Pahala Sihombing sebagai ketua LSM LP4.                           

Sampai berita ini di naikkan pihak rumah sakit Balimbingan belum ada tanggapannya.

Sbs