Sabang, RN. Sabang Aceh---Tiga Club Sekolah Sepak Bola (SSB) asal Sabang, harus pulang dengan tetesan air mata. Pasalnya, Pemerintah K...
Sabang, RN.
Sabang Aceh---Tiga Club Sekolah Sepak Bola (SSB) asal Sabang, harus pulang dengan tetesan air mata. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemko) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sabang, tidak ada perhatian sedikit pun terhadap anak-anak yang ikut dalam piala Danone Cup 2017, yang digelar di Lapangan H Dimurthala Lampineung Banda Aceh Sabtu dan Minggu lalu.
Sejumlah Pembina dan pelatih tiga club SSB Sabang, yang ikut langsung dalam pertandingan piala Danone Cup 2017, kepada awak media mengatakan kekasahan seluruh tim dari Kota Sabang, bukan saja karena teknik dan taktik dalam pertandingan, tetapi akibat tidak ada perhatian dari Pemko dan KONI Sabang.
“Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan baik dan bersemangat, mereka kalah mental dengan kesebelasan daerah lain, yang umumnya pejabat mereka ikut hadir untuk memberi semangat bertanding. Sementara ketiga kesebelasan dari Sabang, hanya pelatih dan Pembina serta sebagian orang tua pemain yang berada di sisi lapangan”., kata salah seorang pelatih yang namanya minta tidak ditulis kemarin.
Menurutnya, anak-anak dari tiga tim dari Sabang menjadi perhitungan tim Kabupaten dan Kota lainnya, tetapi sangat disayangkan mereka tertekan beban oleh yel-yel pendukung lawan yang khusus datang untuk memberikan semangat dan moril. Sedangkan kesebelasan Sabang tidak terlihat baik pejabat Pemko maupun KONI hadir saat mereka bertanding.
“Untuk diketahui saat pertandingan anak-anak hanya disuguhkan air neniral Aqua, itu pun beberapa botol saja untuk minum bersama. Bahkan, air Aqua tersebut diberikan oleh para ibu-ibu pemain yang ikut hadir menonton, di lapangan H Dimurthala Lampineung Banda Aceh”., ujarnya.
Hal lainnya juga disampaikan salah seorang manager kesebelasan SSB Sabang, menurut dia KONI lebih mementingkan rencana pemilihan ketua yang belum diktahui kapan diolaksanakan, ketimbang memikirkan anak-anak usia dini itu bertanding guna membawa nama besar olahraga bagi Sabang.
Anak-anak harus bermain dengan air mata karena beban mental yang disebabkan, tidak ada perhatian Pemko dan KONI, dari sejak pelatihan sampai menuju keperingkat pertandingan di provinsi, biaya yang ditanggung hanya cukup untuk jajan saja sehingga anak-anak tidak bersemangat.
“Kasihan sekali kesebelasan tim,dari Sabang, mereka selain harus membeli baju untuk bertanding dengan meminta uang kepada orang tuanya masing-masing, dan juga anggaran untuk berangkat bertanding ditingkat provinsi kecil sekali. Konon lagi disaat bertanding tidak terlihat seorang pun pejabat baik Pemko maupun KONI yang hadir”., ungkapnya.
Amatan RN dilapangan saat pergelaran piala Danone Cup 2017, pada hari Sabtu dan Minggu lalu, hampir seluruh tim Kabupaten/Kota tim luar Sabang, dihadiri para pejabat daerahnya masing-masing. Bahkan ada daerah yang Bupati baik yang sedang menjabat maupun Bupati terpilih menghadiri timnya untuk memberikan semangat dan moril.
Seperti tim SSB kesebelasan Kabupaten Simeuleu terlihat Bupati terpilih Erli Hasim, didampingi anggota dewan dan sejumlah pejabat lainnya, ikut nonton anak-anak usia 11 dan 12 tahun bermain pada piala Danone Cup 2017, yang digelar di lapangan H Dimurthala Banda Aceh. meraka memberi dukungan moril dan semangat bagi timnya.
Hal yang sama juga terlihat pejabat Kabupaten/Kota lainnya, ikut hadiri untuk memberi dukungan moril dan semangat kepada timnya masing-masing. Bahkan, tidak sedikit kesebelasan Kabupaten/Kota yang sudah memilki bus khusus dengan nama Sekolah Sepak Bola kesebelasan.
Sedangkan tim dari Kota Sabang, selain anak-anak harus menumpang mobil orang untuk pergi ke lapangan dari tempat mereka numpang nginap dan juga pejabatnya pun tak seorang pun Nampak hidungnya terkecuali peda hari terakhir (final) hanya Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bustami. (zky)
Sejumlah Pembina dan pelatih tiga club SSB Sabang, yang ikut langsung dalam pertandingan piala Danone Cup 2017, kepada awak media mengatakan kekasahan seluruh tim dari Kota Sabang, bukan saja karena teknik dan taktik dalam pertandingan, tetapi akibat tidak ada perhatian dari Pemko dan KONI Sabang.
“Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan baik dan bersemangat, mereka kalah mental dengan kesebelasan daerah lain, yang umumnya pejabat mereka ikut hadir untuk memberi semangat bertanding. Sementara ketiga kesebelasan dari Sabang, hanya pelatih dan Pembina serta sebagian orang tua pemain yang berada di sisi lapangan”., kata salah seorang pelatih yang namanya minta tidak ditulis kemarin.
Menurutnya, anak-anak dari tiga tim dari Sabang menjadi perhitungan tim Kabupaten dan Kota lainnya, tetapi sangat disayangkan mereka tertekan beban oleh yel-yel pendukung lawan yang khusus datang untuk memberikan semangat dan moril. Sedangkan kesebelasan Sabang tidak terlihat baik pejabat Pemko maupun KONI hadir saat mereka bertanding.
“Untuk diketahui saat pertandingan anak-anak hanya disuguhkan air neniral Aqua, itu pun beberapa botol saja untuk minum bersama. Bahkan, air Aqua tersebut diberikan oleh para ibu-ibu pemain yang ikut hadir menonton, di lapangan H Dimurthala Lampineung Banda Aceh”., ujarnya.
Hal lainnya juga disampaikan salah seorang manager kesebelasan SSB Sabang, menurut dia KONI lebih mementingkan rencana pemilihan ketua yang belum diktahui kapan diolaksanakan, ketimbang memikirkan anak-anak usia dini itu bertanding guna membawa nama besar olahraga bagi Sabang.
Anak-anak harus bermain dengan air mata karena beban mental yang disebabkan, tidak ada perhatian Pemko dan KONI, dari sejak pelatihan sampai menuju keperingkat pertandingan di provinsi, biaya yang ditanggung hanya cukup untuk jajan saja sehingga anak-anak tidak bersemangat.
“Kasihan sekali kesebelasan tim,dari Sabang, mereka selain harus membeli baju untuk bertanding dengan meminta uang kepada orang tuanya masing-masing, dan juga anggaran untuk berangkat bertanding ditingkat provinsi kecil sekali. Konon lagi disaat bertanding tidak terlihat seorang pun pejabat baik Pemko maupun KONI yang hadir”., ungkapnya.
Amatan RN dilapangan saat pergelaran piala Danone Cup 2017, pada hari Sabtu dan Minggu lalu, hampir seluruh tim Kabupaten/Kota tim luar Sabang, dihadiri para pejabat daerahnya masing-masing. Bahkan ada daerah yang Bupati baik yang sedang menjabat maupun Bupati terpilih menghadiri timnya untuk memberikan semangat dan moril.
Seperti tim SSB kesebelasan Kabupaten Simeuleu terlihat Bupati terpilih Erli Hasim, didampingi anggota dewan dan sejumlah pejabat lainnya, ikut nonton anak-anak usia 11 dan 12 tahun bermain pada piala Danone Cup 2017, yang digelar di lapangan H Dimurthala Banda Aceh. meraka memberi dukungan moril dan semangat bagi timnya.
Hal yang sama juga terlihat pejabat Kabupaten/Kota lainnya, ikut hadiri untuk memberi dukungan moril dan semangat kepada timnya masing-masing. Bahkan, tidak sedikit kesebelasan Kabupaten/Kota yang sudah memilki bus khusus dengan nama Sekolah Sepak Bola kesebelasan.
Sedangkan tim dari Kota Sabang, selain anak-anak harus menumpang mobil orang untuk pergi ke lapangan dari tempat mereka numpang nginap dan juga pejabatnya pun tak seorang pun Nampak hidungnya terkecuali peda hari terakhir (final) hanya Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bustami. (zky)
COMMENTS